Internasional

Makin Banyak Perusahaan Setop Bisnis di Rusia, Siapa Lagi?

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 11:05 WIB
Foto: Ilustrasi Nestlé (AP Photo/Keystone/fls/Martin Ruetschi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang penghentian investasi, operasi, maupun kerja sama perusahaan global dari Rusia akibat serangan negara itu ke Ukraina masih berlanjut. Daftarnya pun kian panjang.

Beberapa di antaranya adalah Nestle, Philip Morris, Sony, dan Rio Tinto. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh tekanan publik yang menuntut perusahaan-perusahaan itu menegaskan sikapnya terhadap serangan Rusia atas Ukraina.

Nestle mengikuti jejak pesaingnya, yakni Procter & Gamble (P&G) dan Unilever yang terlebih dahulu menghentikan investasinya di Rusia.


Perusahaan rokok Imperial Brands juga tak ingin ketinggalan menghentikan operasinya di Rusia. Sementara itu, Philip Morris menyatakan bakal mengurangi produksinya.

Adapun Camel menyatakan bakal tetap beroperasi di Rusia. hanya saja, tidak ada investasi baru.

Selain itu, Sony yang sebelumnya telah menghentikan rilis film barunya di Rusia, akan menyetop pengiriman unit gim PlayStation ke Negeri Beruang Merah itu.

"Sony Interactive Entertainment bergabung dengan komunitas global menyerukan perdamaian di Ukraina," kata perusahaan seperti dikutip Reuters, Kamis (10/3/2022).

Perusahaan di sektor alat berat pun tak ingin ketinggalan 'gerakan global' tersebut.

Deere & Co, misalnya, telah mengumumkan untuk menghentikan pengiriman alat beratnya ke Rusia dan Belarusia. Caterpillar Inc. pun melakukan hal serupa dengan menangguhkan bisnisnya di Rusia.

Sementara itu, perusahaan tambang Rio Tinto juga memutuskan hubungan dengan Moskow dan menyatakan mengakhiri semua hubungan komersial bisnis dengan Rusia.

"Rio Tinto sedang dalam proses mengakhiri semua hubungan komersial yang dimilikinya dengan bisnis terkait Rusia," kata juru bicara Rio Tinto kepada Reuters.

Di sektor akomodasi dan perhotelan, Hilton Worldwide Holdings dan Hyatt Hotels Corp menyatakan akan menangguhkan pembangunan di Rusia.

Sebelumnya, sudah ada lebih dari 250 perusahaan yang menghentikan bisnisnya di Rusia sebagai buntut serangan negara tersebut ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut