
Cuan! Importir Batu Bara Eropa Putar Arah Dari Rusia ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia melalui komoditas batu bara akan ketiban 'cuan' atas dampak dari perang Rusia dan Ukraina. Akibat terganjalnya pasokan batu bara dari Rusia, negara-negara di Eropa tengah mencari suplai batu bara dari negara lain utamanya Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/3/2022).
Hendra mengatakan bahwa terdapat buyer dari beberapa negara di Eropa yang sedang menjajaki atau mencari suplai batu bara dari Indonesia. "Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur yang selama ini menjadi importir batu bara daru Rusia," terang Hendra tanpa memberitahu nama-nama negara tersebut, Rabu (9/3/2022).
Namun Hendra enggan mengatakan bahwa apakah para perusahaan batu bara di Indonesia akan meningkatkan produksi batu baranya dengan melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada tahun 2022 ini. Yang terang dia mengatakan bahwa produsen batu bara Indonesia memang sedang mengoptimalkan produksi yang sempat terhambat pada Januari 2022.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif melihat dalam konteks global bahwa saat ini China belum bisa melakukan impor batu baranya dari Rusia, yang mana Rusia memberikan ekspor batu baranya ke China hingga 17% dari total produksi batu baranya sebanyak 420 juta ton tahun ini.
Selain ke China, Rusia juga melakukan ekspor batu baranya ke beberapa negara di Eropa sebanyak 31% dari total produksi batu baranya. "Ada angka ratusan juta ke Eropa yang terhambat eksporya," ungkap Irwandy kepada CNBC Indonesia dalam Closing Bell, Senin (7/3/2022).
Ia bilang, pengaruh perang Rusia dan Ukraina itu memang sangat mempengaruhi negara-negara Eropa saat ini, sementara dampak ke Asia belum begitu terasa.
"Kalau Eropa terpaksa membeli ke Asia, ongkosnya tinggi ditambah harga batu bara tinggi, mereka akan optimasikan keperluan batubara di dunia," ungkap Irwandy.
Irwandy menilai bisa saja batu bara dari Indonesia bisa mengganti batu bara asal Rusia itu, terutama ke China. Pasalnya, saat ini hubungan antara Indonesia dan China sangat baik.
"Apakah tetap ekspor ke China? Karena Rusia masih mengalami masalah perbankannya. Itu konteks yang pertama," tandas Irwandy.
Seperti yang diketahui, pemerintah membidik target produksi batu bara Indonesia mencapai 663 juta ton. Yang mana, sebanyak 497,2 juta tonnya dijual secara ekspor dan sisanya 165,7 juta ton untuk dalam negeri.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 40% Perusahaan Batu Bara Belum Disetujui Rencana Kerjanya, Kok Bisa?
