Internasional

Harga Minyak Menggila, AS Ingin Libya Tingkatkan Produksi

08 March 2022 21:11
Sumur Minyak Medco di Libya/Doc.Medco
Foto: Sumur Minyak Medco di Libya/Doc.Medco

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat (AS) menyerukan pencabutan blokade produksi minyak Libya seiring dengan meroketnya harga minyak mentah yang telah menembus US$ 130 per barel.

Penasihat khusus PBB untuk Libya Stephanie Williams menuturkan penutupan tersebut telah mejauhkan mata pencaharian utama masyarakat Libya di sekitar lapangan Sharara dan el-Feel.

Hal senada juga diutarakan Duta Besar AS untuk Libya Richard Norland. Menurutnya perlu ada penghentian blokade sementara atas produksi minyak Libya.

Menurut National Oil Corporation sebagaimana dikutip The Washington Post, blokade produksi tersebut telah menurunkan produksi minyak harian Libya sebanyak 330.000 barel.

Sebelumnya, produksi negara dengan cadangan minyak terbesar ke-9 dunia tersebut mampu mencapai sekitar 1,2 miliar barel per hari. Penutupan itu juga disebut merugikan Libya lebih dari US$ 34,6 juta setiap hari.

Sementara itu, perusahaan minyak nasional Libya menyatakan telah melanjutkan produksi minyaknya di lapangan Sharara setelah sempat ditutup akibat serangan kelompok bersenjata. Selain itu, perusahaan juga tengah mengusahakan produksi dari ladang el-Feel dapat segera berjalan.

Adapun, penutupan terjadi ketika minyak mentah Brent telah mencapai $139,13 per barel sebagai imbas dari kekhawatiran pasokan akibat konflik antara Rusia dan Ukraina. Pembukaan kembali produksi dari Libya diharapkan mampu mengendalikan harga minyak dunia.

 


(luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Muammar Gaddafi Ikut Bursa Capres Libya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular