Efek Perang Ukraina Sampai RI, Harga Bangunan Beterbangan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak perang yang terjadi di Ukraina dengan Rusia sudah makin terasa di Indonesia. Produk material logam mulai dari alumunium hingga plastik ikut mengalami kendala pasokan dan kenaikan harga minyak mentah dan komoditas logam lain.
Apakah di pasar nyata, sudah ada kenaikan seperti di toko plastik hingga bahan bangunan?
Seperti salah satu pemilik toko plastik di Cikarang, Jawa Barat, Agus Tan mengakui terjadi kenaikan harga plastik dalam dua minggu terakhir dari distributor. Bahkan dikabarkan kenaikan masih bakal terus berlanjut.
"Iya benar memang plastik naik terus dua minggu ini alasannya, sih karena kesusahan bahan ya. Infonya sih bakal ada kenaikan lagi tapi belum tahu berapa," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (7/3/2022).
Kenaikan harga plastik kemasan mulai dari yang berbahan baku Polypropylene (PP) atau kantong plastik transparan dan tidak elastis, hingga kantong plastik Polyethylene (PE) atau yang mempunyai ciri khas lentur.
"Kalau PP sama PE sudah naik sekitar Rp 2.000 per kilogram minggu ini. Kalau produk seperti Thinwall atau seperti kotak makanan berbahan plastik tipis keras itu sudah naik sekitar 5%," kata Agus.
Sementara salah satu pramuniaga, toko bangunan bernama Toko Besi Murah - Ritel Grosir Material yang berada di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat mengakui dampak dari perang di Ukraina dan Rusia memang ada terhadap beberapa produk logam di hilir, tapi terasa signifikan..
"Belum berubah signifikan. Kita di hilir ini tergantung dari pasar. Kalau agak sepi biarpun gimana pengaruhnya kita nggak akan bisa naikkan harga. Nanti nggak ada yang beli," katanya.
Terlebih ada momentum puasa dan lebaran, dimana kegiatan proyek juga tidak seramai waktu biasa, menurut dia. Sehingga toko juga tidak bisa menaikkan harga secara langsung.
Sementara Komisaris Utama PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) Achmad Widjaja buka suara. CSAP adalah induk perusahaan yang membawahi toko ritel bahan bangunan besar Mitra 10 yang ada diseluruh Indonesia.
Ia mengatakan dampak perang Ukraina terhadap harga bahan bangunan berbahan plastik dan baja memang masih minim tapi bila jangka panjang dampaknya bisa lebih nyata terhadap harga barang.
"Kalau berlanjut sampai pertengahan tahun ya mungkin baru signifikan karena jalur importasi sangat terpengaruh. Belum gangguan pasokan barang," kata Achmad, kepada CNBC Indonesia.
Achmad Widjaja yang juga Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hulu dan Petrokimia mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap produk plastik dan baja impor sangat besar. Sehingga apa yang terjadi di level global berpengaruh ke pasar dalam negeri.
"Jadi mengenai hal itu semua jadi beban industri dan tentunya harus tetap melanjutkan usahanya. Pada akhirnya tentu menaikkan harga kepada konsumen. Lalu berpengaruh terhadap tingkat inflasi, jadi ini seperti lingkaran setan," jelasnya.
Ia mendesak pemerintah perlu memperhatikan masalah pemenuhan dalam negeri supaya gangguan eksternal seperti perang yang terjadi di negara lain tidak mengganggu industri dalam negeri, dan pada harga sehingga berimbas ke konsumen. Sehingga pabrik-pabrik seperti baja dan plastik yang dibangun untuk mendukung kebutuhan dalam negeri.
"Ya kita harus dorong jangan impor melulu seperti Baja dan Plastik. Kita dorong Chandra Asri jadi produsen besar begitu juga dengan Krakatau Steel. Jadi pemerintah harus memberdayakan investasi untuk produksi atau lebih banyak importasi," jelasnya.
(hoi/hoi)