
IMF: Perang Rusia-Ukraina Berdampak Parah ke Ekonomi Dunia

Jakarta, CNBC indonesia - International Monetary Fund (IMF) mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina akan berdampak parah pada ekonomi global. Lembaga itu juga akan membawa permintaan Ukraina sebesar US$1,4 miliar dalam pembiayaan darurat dewan eksekutif paling cepat minggu depan.
Negara dengan hubungan ekonomi yang dekat dengan Rusia berisiko mengalami kekurangan dan gangguan pasukan. IMF juga sedang dalam pembicaraan dengan Moldova untuk opsi bantuan.
"Perang yang sedang berlangsung dan sanksi terkait juga akan berdampak parah pada ekonomi global," jelas IMF dikutip dari CNN Internasional, Minggu (6/3/2022).
Pada hari Jumat, IMF mengatakan akan ada konsekuensi serius pada wilayah tersebut. Harga energi dan gandum melonjak, menambah efek inflasi dari pandemi dan gangguan rantai pasokan global.
"Kejutan harga akan berdampak di seluruh dunia, khususnya pada rumah tangga miskin di mana makanan dan bahan bakar merupakan proporsi pengeluaran yang lebih tinggi," ujar lembaga itu.
"Jika konflik tersebut meningkat, maka kerusakan ekonomi semakin hancur".
Sejumlah negara juga diketahui memberikan sanksi pada Rusia. IMF menyatakan efek tersebut akan meluas ke negara lain.
Peringatan serupa sebelumnya juga diutarakan oleh Bank Dunia (World Bank). Perang dua negara itu menjadi bencana dunia yang memotong pertumbuhan ekonomi global, terkait inflasi tinggi yang terjadi di sebagian besar negara dunia.
Dengan perang Rusia-Ukraina akan membuat angka inflasi semakin naik sebab harga pangan makin pangan akibat pasokan yang langka. "Perang di Ukraina datang pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah meningkat," ujar Presiden Bank Dunia David Malvas dalam wawancara dengan BBC International.
Selain itu, menurut IMF, otoritas moneter di seluruh dunia harus berhati-hati untuk memonitor kenaikan harga di negara mereka. Kebijakan juga harus diimplementasikan untuk melindungi rumah dengan ekonomi rentan.
Sementara untuk Ukraina, IMF mengatakan negara itu akan menghadapi biaya rekonstruksi yang signifikan. Organisasi itu mengatakan Ukraina punya US$2,2 miliar hingga Juni dari pengaturan siaga yang disetujui sebelumnya.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF Beri Warning Baru soal Omicron, Ada Apa?