Internasional

H+10 Perang, Rusia Kerahkan 1.000 Tentara Bayaran ke Ukraina?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
05 March 2022 10:43
U.S. Army troops of the 82nd Airborne Division unloading vehicles from a transport plane after arriving from Fort Bragg at the Rzeszow-Jasionka airport in southeastern Poland, on Sunday, Feb. 6, 2022. Additional U.S. troops are arriving in Poland after President Joe Biden ordered the deployment of 1,700 soldiers here amid fears of a Russian invasion of Ukraine. Some 4,000 U.S. troops have been stationed in Poland since 2017. (AP Photo/Czarek Sokolowski)
Foto: AP/Czarek Sokolowski

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia saat ini dikabarkan siap untuk mengerahkan hingga 1.000 tentara bayaran tambahan ke Ukraina dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Pejabat senior intelijen Barat mengatakan tindakan ini dapat membombardir kota-kota di Ukraina dan menimbulkan banyak korban.

Pihak pemerintah AS melalui pejabat senior pertahanan melihat hal ini sebagai strategi serangan untuk membuat kota-kota di Ukraina tunduk kepada AS. Meski begitu, pihak AS belum mengetahui mana atau dalam jumlah berapa pasukan itu diturunkan. Yang pasti, mereka akan menyerang di banyak tempat.

"Kami telah melihat beberapa indikasi bahwa mereka dipekerjakan," kata pejabat itu dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (5/3/2022).

Pejabat itu menambahkan, pihak AS yakin bahwa tentara bayaran yang sudah berada di Ukraina sebelumnya menghadapi perlawanan yang berat dari pihak Ukraina. Alhasil, para tentara bayaran tersebut tidak begitu berhasil menjalankan misinya, terbukti sebanyak 200 tentara bayaran tersebut telah tewas dalam perang pada akhir Februari lalu.

Namun demikian, Rusia tetap siap untuk membombardir kota-kota di Ukraina. Hal ini jelas dikhawatirkan dapat menimbulkan banyak korban sipil.

"Ini pendekatan yang sangat kasar. Senjata yang lebih berat tidak hanya lebih berat, tetapi juga lebih berat dalam hal kerusakan yang dapat ditimbulkannya. Dan mereka jauh lebih tidak diskriminatif," tambah pejabat itu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan saat ini terdapat pergeseran dalam strategi Rusia dari target militer ke warga sipil, dengan lebih banyak serangan yang difokuskan pada pusat-pusat lokasi yang memiliki banyak populasi penduduk.

"Hari-hari yang akan datang kemungkinan akan lebih buruk, dengan lebih banyak kematian, lebih banyak penderitaan, dan lebih banyak kehancuran, karena angkatan bersenjata Rusia membawa persenjataan yang lebih berat dan melanjutkan serangan mereka di seluruh negeri," jelasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serangan Balik Ukraina Menggila, Incar 'Urat Nadi' Putin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular