Perang Dengan Ukraina, Dubes Rusia Sebut-sebut Palestina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 October 2024 21:10
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov. (CNBC Indonesia/Tommy P Sorongan)
Foto: Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov. (CNBC Indonesia/Tommy P Sorongan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, kembali memberikan perkembangan terbaru terkait perang di Ukraina. Hal ini diungkapkan dalam briefing media di kediamannya di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Dalam kesempatan itu, Tolchenov menyebut bahwa apa yang dilakukan Rusia saat ini untuk membebaskan wilayah Donetsk dan Luhansk dari Ukraina. Karena ini merupakan hal yang sesuai dengan prinsip Hak Untuk Menentukan Nasib Sendiri dari warga dua wilayah itu, yang menginginkan untuk bergabung dalam Federasi Rusia.

Ia kemudian menyamakan hal ini dengan apa yang dialami warga Palestina. Diketahui saat ini Palestina sedang berkonflik dengan Israel lantaran manuver Tel Aviv yang tidak mengindahkan kedaulatan negara itu sesuai dengan prinsip Solusi Dua Negara.

"Dan inilah yang mungkin, kami ingin sampaikan satu, setidaknya satu kesamaan antara konflik di Timur Tengah, konflik antara Palestina dan Israel, dan misalnya krisis Ukraina, karena dalam kedua kasus, yang terpenting adalah bagaimana melaksanakan hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri," ungkapnya.

"Kita berbicara tentang hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, dan kami juga ingin menarik perhatian bahwa orang-orang yang tinggal di Donbas dan wilayah lain yang sekarang menjadi bagian dari Federasi Rusia, mereka juga memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri."

Tolchenov kemudian menjelaskan di Lugansk dan Donetsk, para warga mendirikan republik mereka sendiri delapan tahun lalu, tetapi kemudian mereka memutuskan dan bergabung dengan Federasi Rusia.

"Ini juga merupakan kemungkinan bagaimana melaksanakan, bagaimana menjalankan hak untuk menentukan nasib sendiri, dan situasi yang sama juga terjadi di Palestina, dan kami masih percaya bahwa negara Palestina juga harus diakui oleh PBB, oleh negara-negara lain, dan rakyat Palestina, orang-orang Palestina, mereka harus memiliki hak untuk memiliki negara mereka sendiri," tegasnya.

Lebih lanjut, Tolchenov juga membahas terkait potensi untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Menurutnya, Moskow siap untuk perdamaian di Ukraina, namun pihaknya juga ingin melihat sinyal yang fair dari Kyiv dan negara-negara Barat, yang menyokong negara itu dalam perangnya dengan Ukraina.

"Kami masih ingin mengatakan bahwa tentu saja kami siap, kami siap untuk perdamaian di Ukraina, tetapi kami juga ingin melihat sinyal apa pun dari pihak lain, karena Anda tahu, apa yang telah kami dengar sebelumnya, itu bukanlah proposal perdamaian, itu seperti semacam ultimatum untuk negara saya," tambahnya.

"Jadi bagaimana menyelesaikan krisis ini jika Anda tidak siap untuk negosiasi apa pun. Dan ini adalah ide-ide umum kami, dan kami juga ingin mengingatkan bahwa tidak ada solusi sementara untuk krisis di Ukraina ini."

Sebagai penutup, Tolchenov juga mengungkit kembali beberapa hal yang menjadi dasar untuk menyerang Ukraina. Ini terkait dengan proposal Kyiv untuk bergabung kepada aliansi militer Barat yang juga rival Moskow, NATO, serta penindasan yang dirasakan oleh warga berbahasa Rusia di negara itu.

"Kami hanya ingin solusi yang sangat komprehensif dan berjangka panjang, dengan mempertimbangkan akar konfliknya. Ini seperti perluasan NATO, ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia, pelanggaran hak-hak penduduk berbahasa Rusia dan Gereja Ortodoks Rusia di Ukraina, jadi semua masalah ini harus diselesaikan, dan hanya setelah ini tidak akan ada konflik di bagian dunia ini."


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Tunjuk Diplomat 'Spesialis' Asia Jadi Dubes di RI, Ini Profilnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular