Internasional

NATO Kecam 'Kecerobohan' Rusia, soal Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 March 2022 19:57
Jens Stoltenberg, NATO (AP/Olivier Matthys)
Foto: Jens Stoltenberg, NATO (AP/Olivier Matthys)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengecam "kecerobohan" Rusia atas penembakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar Eropa yang berada di Ukraina, Zaporizhzhia. Pakta itu juga menuntut Moskow menghentikan perang melawan tetangganya itu.

"Semalam kami juga melihat laporan tentang serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini hanya menunjukkan kecerobohan perang dan pentingnya mengakhirinya dan pentingnya Rusia menarik semua pasukannya serta melibatkan itikad baik dalam upaya diplomatik," kata Stoltenberg, Jumat (4/3/2022) pagi waktu setempat dikutip dari AFP.

Kecaman ini diutarakan Stoltenberg menjelang pembicaraan dengan menteri luar negeri Barat. Diketahui pada sekutu bertemu untuk diplomasi di Brussel, Belgia. guna "menjaga tekanan" setelah membombardir Moskow dengan gelombang sanksi hukuman atas serangan ke Ukraina.

Anggota NATO telah mengerahkan ribuan tentara ke Eropa Timur untuk memperkuat sayap aliansi yang paling dekat dengan Rusia dan mengirim senjata untuk membantu Ukraina mempertahankan diri. Namun NATO telah mengesampingkan intervensi militer karena kekhawatiran akan masuk ke konflik langsung dengan Moskow yang bisa berubah menjadi perang nuklir.

Mereka sejauh juga menolak seruan Ukraina untuk zona larangan terbang yang akan diberlakukan di negara mereka untuk menghentikan pemboman oleh pasukan Kremlin. NATO berdalih ini agar konflik tak meluas.

"Kami tahu bahwa 'garis merah' kami adalah memastikan tidak ada konflik internasional," kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly.

"Pada saat yang sama, saya akan mengatakan bahwa kami ingin memastikan bahwa skenario sedang dibahas. Dan, kami ingin memastikan juga, bahwa di seluruh aliansi dan di seluruh negara yang mendukung Ukraina, bahwa kami dapat berdiskusi, karena kita harus menghentikan perang ini."

Sementara itu, para menteri yang mengadakan pembicaraan di NATO, Uni Eropa (UE) dan G7 pada Jumat akan mempertimbangkan dampak sanksi terhadap Rusia. Mereka juga mempertimbangkan langkah yang lebih keras, termasuk seruan untuk memukul ekspor minyak dan gas utama Rusia.

"Semuanya tetap di atas meja," kata kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell.

Hal senada ditegaskan pula oleh Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Ia mengatakan akan ada lebih banyak sanksi terhadap lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Di luar tiga paket sanksi (UE) berat yang telah kami putuskan, kami akan mengambil tindakan lebih lanjut yang menargetkan pusat kekuasaan Putin," katanya.

Jerman sendiri dikritik karena seperti tetap enggan menargetkan ekspor energi Rusia. Rusia sendiri menyalurkan 40% gas dan 10% minyak ke UE.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos NATO Bicara Kekuatan Militer Rusia, Menakutkan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular