
Binance Blokir Akses Crypto Orang Rusia yang Jadi Target

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia menyusul serangan Moskow ke Ukraina sejak pekan lalu. Salah satu pemblokiran dilakukan oleh Binance, ekosistem blockchain dan pertukaran aset digital terbesar di dunia.
Namun, pemblokiran akses ini hanya dilakukan ke sejumlah pemegang akun Rusia yang ditargetkan oleh sanksi internasional.
CEO Changpeng Zhao mengatakan pertukaran crypto tidak akan mencegah semua orang Rusia mengakses platformnya. "Binance mengikuti aturan sanksi dengan sangat ketat. Siapa pun yang ada dalam daftar sanksi, mereka tidak akan dapat menggunakan platform kami, bagi siapa pun yang tidak (masuk daftar), mereka dapat melakukannya," kata Zhao dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Rabu (2/3/2022).
"Memperluas pembatasan di luar daftar individu yang terkena sanksi akan tidak etis untuk kita lakukan," tambahnya. "Juga, dari sudut pandang etika, banyak orang Rusia tidak mendukung perang, jadi kita harus memisahkan politisi dari orang biasa."
Zhao mengatakan dia tidak tahu berapa banyak akun individu yang terkena sanksi telah dibekukan. Yang pasti, kata dia, Binance memiliki tim kepatuhan yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang penegakan hukum yang menangani proses tersebut.
Laporan Bloomberg menyatakan ekosistem pertukaran crypto besar lainnya seperti Kraken dan Coinbase telah menolak untuk memblokir akun orang Rusia yang tidak terkena sanksi.
"Bank mengikuti daftar sanksi yang sama yang kami ikuti," kata Zhao, sambil menegaskan bahwa Binance mengharuskan penggunanya untuk diverifikasi melalui proses 'Mengenal Pelanggan Anda'.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambah 895 Orang, Rusia Cetak Rekor Kematian Akibat Covid-19