Internasional

Dear Dunia, Presiden Ukraina Mohon Lebih Banyak Bantuan

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 02/03/2022 17:30 WIB
Foto: REUTERS/UMIT BEKTAS

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia masih terus terjadi di Ukraina. Meski pembicaraan damai tahap kedua berlangsung, gencatan senjata masih terjadi.

Selasa (1/3/2022), sejumlah media mengabarkan, kota-kota utama di negara itu masih diserang dari berbagai sisi. Rusia bahkan melancarkan serangan ke gedung-gedung di pusat ibu kota Kyiv.


Hal ini membuat Presiden Ukraina memohon lebih banyak bantuan internasional ke negaranya. Ia mengaku Ukraina tak bisa sendiri melawan Rusia.

"Saya sudah berbicara dengan Biden (Presiden AS Joe Biden) berkali-kali," kata Zelensky kepada CNN International.

"Dan saya telah mengatakan kepada mereka berkali-kali bahwa Ukraina akan melawan dan bertarung lebih kuat dari siapa pun. Tetapi dengan kekuatan kami sendiri melawan Rusia, kami tidak akan berhasil," pintanya lagi.

Sebelumnya dikutip AFP, Zelensky menyebut Rusia berusaha untuk "menghapus" Ukraina, sebagai negara mereka, termasuk sejarahnya. Ini terkait serangan rudal Rusia ke tugu peringatan pembantaian Holocaust, Babi Yar, di negeri itu.

"Mereka tidak tahu apa-apa tentang ibu kota kami. Tentang sejarah kami. Tapi mereka punya perintah untuk menghapus sejarah kami. Hapus negara kami. Hapus kita semua," katanya.

"Serangan rudal semacam itu menunjukkan bahwa bagi banyak orang di Rusia, Kyiv kami benar-benar asing. Mereka tidak tahu apa-apa tentang ibu kota kami. Tentang sejarah kami."

Ia pun menyinggung tenis Yahudi di seluruh dunia. Kejadian ini, tegasnya, seharusnya tak membuat Yahudi diam.

"Saya sekarang berbicara kepada semua orang Yahudi di dunia. Tidakkah Anda melihat apa yang terjadi? Itulah mengapa sangat penting bahwa jutaan orang Yahudi di seluruh dunia tidak tinggal diam saat ini," ujarnya.

"Nazisme lahir dalam keheningan. Jadi berteriaklah tentang pembunuhan warga sipil. Berteriaklah tentang pembunuhan Ukraina."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bela Ukraina, Para Pemimpin Eropa Desak Rusia Setop Perang