
Raksasa Migas Exxon Hentikan Proyek di Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - ExxonMobil akan meninggalkan proyek minyak dan gas di Rusia, Sakhalin-1. Perusahaan migas multinasional asal Amerika tersebut juga tidak akan memperbaruhi investasinya di negeri Presiden Vladimir Putin, Selasa (1/3/2022).
"ExxonMobil mendukung rakyat Ukraina saat mereka berusaha mempertahankan kebebasan mereka dan menentukan masa depan mereka sendiri sebagai sebuah bangsa," kata Exxon dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN International dan CNBC.
"Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya."
Namun Exxon mengisyaratkan ini langkah itu tak bisa dilakukan dalam semalam. Mereka mengatakan pihaknya memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatan masyarakat dan lingkungan saat keluar dari proyek tersebut.
"Proses untuk menghentikan operasi perlu dikelola dengan hati-hati dan dikoordinasikan secara erat dengan co-venturer untuk memastikannya dijalankan dengan aman," kata Exxon.
Exxon menambah daftar perusahaan Barat yang menjauhkan diri dari Moskow. Sebelumnya Apple, Ford hingga General Motors, serta perusahaan energi besar, termasuk BP dan Shell, juga meninggalkan Rusia.
Proyek Sakhalin-1 sendiri digambarkan sebagai salah satu investasi langsung internasional terbesar di Rusia, menurut situs web proyek tersebut. Exxon Neftegas Limited, anak perusahaan Exxon, memiliki 30% saham dan bertindak sebagai operator. Rosneft Rusia juga memiliki saham pada proyek itu.
Seorang juru bicara Exxon mengkonfirmasi bahwa ini adalah proyek Rusia terakhir perusahaan yang tersisa. Dengan berhenti dari proyek ini, Exxon akan mengakhiri lebih dari seperempat abad kehadiran bisnis yang berkelanjutan di Rusia.
Tetapi hingga kini Exxon tidak merinci kerugian finansial dari pelepasan proyek yang telah menghabiskan banyak sumber daya selama bertahun-tahun tersebut.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Rusia 'Bawa Untung', ExxonMobil Cuan Rp 836 T