Internasional

China Beri Pesan untuk Pemerintah Ukraina, Apa Itu?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 March 2022 10:00
Chinese President Xi Jinping is displayed on a screen as performers dance at a gala show ahead of the 100th anniversary of the founding of the Chinese Communist Party in Beijing on Monday, June 28, 2021. China is marking the centenary of its ruling Communist Party this week by heralding what it says is its growing influence abroad, along with success in battling corruption at home. Party officials on Monday heaped praise on President Xi Jinping, who has established himself as China's most powerful leader since Mao Zedong, and has eliminated any limits on his term in office. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: Presiden Tiongkok Xi Jinping (AP/Ng Han Guan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China memberi pesan soal perang Rusia dan Ukraina. Ini terjadi pasca komunikasi melalui panggilan telepon antara Beijing dan Kyiv, Rabu (2/3/2022) waktu setempat.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China sangat sedih atas apa yang terjadi. Negeri itu mendorong Rusia dan Ukraina melakukan dialog.

"China sangat sedih melihat konflik antara Ukraina dan Rusia, dan sangat prihatin dengan kerusakan yang terjadi pada warga sipil," ujarnya sebagaimana dikutip CNN International.

"Kami selalu menganjurkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara dan menyerukan lagi Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan situasi dengan negosiasi," tambahnya seraya menyebut Ukraina yang mulai menelepon terlebih dahulu.

China sebelumnya menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai "invasi". Kata ini digunakan Barat untuk menyebut "operasi militer" Putin.

Beijing bahkan memutuskan absen dari voting resolusi PBB terkait serangan Moskow ke wilayah Ukraina ini. Negeri Tirai Bambu menyebut ini masih harus memantau situasi ini sehingga dapat mengambil kesimpulan.

"China memantau dengan cermat situasi terbaru. Kami meminta semua pihak menahan diri untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dikutip dari Reuters.

Berbeda dengan negara-negara Barat dan sekutu yang menjatuhkan sanksi ke Rusia, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, Jumat lalu justru mengecam segala bentuk tindakan sanksi terhadap Rusia. Ia menyebut langkah ini justru menyulitkan rekonsiliasi di wilayah itu.

"Setiap tindakan dari Dewan Keamanan (DK) harus benar-benar kondusif untuk meredakan krisis, daripada menambahkan bahan bakar ke api," ujarnya yang berusaha mencegah DK PBB melakukan manuver sanksi seperti negara Barat.

China dan Rusia diketahui memiliki sebuah kemitraan strategis. Tak lama sebelum serbuan Rusia ke Ukraina, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dan menyepakati bahwa keduanya akan bersama melawan hegemoni Barat pimpinan Amerika Serikat (AS).

Dalam memulai serbuan ke Ukraina pada Kamis lalu, Putin mengatakan bahwa langkah ini dilakukannya untuk membuat Kyiv lebih netral dan tidak begitu memihak kepada Barat. Selain itu, Putin juga mengklaim bahwa serbuan yang disebutnya sebagai 'operasi militer' itu untuk melindungi masyarakat etnis Rusia yang berada di Timur Ukraina.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular