Rusia Dihajar Lagi, Oligarki Kena Gebuk Barat
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi mendesak diberikannya tindakan lebih keras terhadap oligarki Rusia. Ia juga meminta lebih banyak tekanan pada bank sentral Rusia atas serangan ke Ukraina.
"Italia, ekonomi terbesar ketiga zona euro, siap untuk tindakan pembatasan lebih lanjut, jika diperlukan," kata Draghi kepada anggota parlemen di Senat, Selasa (1/3/2022), dikutip dari AFP.
"Secara khusus, saya telah mengusulkan untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang ditargetkan terhadap oligarki. Idenya adalah untuk membuat daftar publik internasional dari mereka yang memiliki aset lebih dari 10 juta euro."
Dia juga mengatakan masyarakat internasional harus "mengintensifkan lebih lanjut tekanan pada bank sentral Rusia", tanpa memberikan rincian.
Sebagai salah satu mantan kepala Bank Sentral Eropa, Draghi juga mengatakan Bank of International Settlements (BIS) yang berbasis di Swiss harus "berpartisipasi dalam sanksi". BIS, yang dijuluki ibu dari seluruh bank sentral, bertindak sebagai ruang netral di mana para bankir sentral dapat bertemu dan mendiskusikan masalah kebijakan moneter.
Juru bicara BIS Jill Forden, Senin (28/1/2022) mengatakan akan mengikuti sanksi dan tidak menjadi jalan untuk sanksi "untuk dielakkan".
Sebelumnya Uni Eropa menambahkan oligarki terkait Kremlin dan juru bicara Presiden Vladimir Putin ke daftar hitam sanksinya. Sanksi yang lebih luas, termasuk melarang transaksi dengan bank sentral Rusia, telah membantu membuat ekonomi Rusia ke dalam kekacauan.
Di tempat lain dalam pidatonya, Draghi mengulangi saran pemerintahnya bahwa orang Italia di Kyiv harus pergi dan melakukan "kehati-hatian maksimal". Dia mengatakan staf kedutaan Italia telah pindah ke kediaman duta besar bersama dengan sekelompok orang Italia, termasuk anak-anak.
"Delapan puluh tujuh orang telah berkumpul di kediaman, 72 di antaranya diperkirakan akan pergi hari ini," katanya.
Informasi saja, oligarki merupakan istilah yang diberikan pada segelintir orang yang menjadi kaya raya setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Mereka biasanya menghasilkan kekayaannya dengan berbisnis dengan negara. Salah satu yang terkenal adalah Roman Abramovich pemilik klub sepak bola Chelsea di Inggris.
(tfa/roy)