
"Dihajar" Lagi, Rusia Digempur Sanksi Baru Eropa-Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia terus menerus digempur sanksi dunia akibat aksi militernya yang melakukan serangan ke Ukraina. Terbaru, sanksi tambahan dijatuhkan oleh Australia dan Uni Eropa (UE).
Pemerintah Australia pada Senin (28/2/2022) menyebutkan bahwa negaranya telah menjatuhkan sanksi larangan perjalanan Australia dan sanksi keuangan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan anggota senior pemerintahannya yang sekarang ini berkuasa.
"Sejak tengah malam tadi, sanksi keuangan yang ditargetkan Australia dan larangan perjalanan mulai berlaku pada Presiden Rusia dan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia: Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, Perdana Menteri Mikhail Mishustin, dan Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev," kata pernyataan dari kantor Morrison sebagaimana dikutip CNN International.
"Sangat jarang untuk menunjuk seorang kepala negara dan mencerminkan kedalaman keprihatinan kami. Presiden Putin bergabung dengan kelompok yang sangat kecil yang mencakup Robert Mugabe dari Zimbabwe, Mu'ammar Gaddafi dari Libya, dan Bashar al-Assad dari Suriah."
Australia sendiri sejak sebelumnya telah mengambil langkah-langkah terkait serangan Rusia ini. Canberra juga telah berkomitmen untuk menyediakan peralatan militer, pasokan medis, dan bantuan keuangan US$ 3 juta untuk mendukung Ukraina.
"Rincian kontribusi peralatan militer mematikan Australia sedang dikerjakan bersama mitra kami dan akan segera diumumkan," tambah kantor PM Australia itu.
Sementara itu, UE kembali mempertebal sanksinya untuk Rusia. Presiden UE, Ursula von der Leyen, mengatakan pihaknya akan menjatuhkan sanksi pelarangan pesawat Rusia untuk terbang di wilayahnya serta memblokir akses outlet media Rusia.
"Kami sedang mengembangkan alat untuk melarang disinformasi 'beracun' dan berbahaya mereka di Eropa," kata von der Leyen sebagaimana dilansir CNBC International.
Blok 27 negara Benua Biru itu juga menegaskan akan melakukan pendanaan untuk membantu militer Ukraina mendapatkan persenjataan yang lebih mumpuni untuk melawan gempuran Rusia.
Tak hanya terhadap Rusia, UE juga menjatuhkan sanksi baru pada rezim pengendali Belarusia yang dipimpin oleh Alexander Lukashenko. Von der Leyen menyebutnya sebagai "agresor lain dalam perang ini."
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam, Raksasa Migas Shell Beli Minyak dari Rusia
