Sanksi ke Rusia, Bikin Wall Street Comeback & Menguat 2,5%

Adinda Cantika Putri, CNBC Indonesia
26 February 2022 06:46
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, berbalik arah dan ditutup hijau pada perdagangan hari terahir pekan ini, Jumat (25/2/2022) waktu setempat. Ini mengakhiri gejolak karena investor terus menilai risiko keuangan karena dapak operasi militer Rusia ke Ukraina.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 834,92 poin, atau 2,5%, ditutup di level 34.058,75. Rata-rata blue-chip mencatat hari terbaiknya sejak November 2020. S&P 500 naik 2,2% ke level 4.384,65. Nasdaq Composite naik 1,6% menjadi 13.694,62.

Ini menandakan comeback besar-besaran harga saham setelah mengalami penurunan tajam pada hari sebelumnya. Dimana Dow Jones pada hari Kamis kehilangan lebih dari 800 poin.

"Investor yang telah mengantisipasi peningkatan volatilitas pada tahun 2022 dengan cepat masuk ke pasar dan Anda melihat tindak lanjut hari ini," kata Jeff Kilburg, kepala investasi Sanctuary Wealth.

"Kami berada dalam kondisi oversold. Ada reaksi berlebihan di pasar. pasar ekuitas hingga krisis Ukraina."

Perkembangan terakhir dari serangan militer Rusia sudah mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, menurut pejabat setempat. 

Ibukota telah dilanda "serangan roket Rusia yang mengerikan," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

AS akan menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat.Langkah tersebut mengikuti sanksi serupa yang diumumkan oleh Inggris dan Uni Eropa.

Presiden Joe Biden minggu ini meluncurkan sanksi baru terhadap bank-bank terbesar Rusia dan utang negaranya dalam upaya luas untuk mengisolasi Moskow dari ekonomi global.

"Ada kekacauan di medan perang, tetapi ada kejelasan tentang sanksi, dan saya pikir di situlah pasar merasa nyaman," kata Jeff Kleintop, kepala strategi investasi global di Charles Schwab.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah! Rusia Tahan Reporter Wall Street, Diduga Mata-mata AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular