
Wall Street Dibuka Variatif, Nasdaq Masih Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (25/2/2022), di tengah optimisme bahwa serangan militer Rusia atas wilayah Ukraina tidak berujung pada eskalasi konflik lanjutan.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 290 poin (+0,9%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 25 menit surut menjadi 169,83 poin (+0,51%) ke 33.393,66. S&P 500 menguat 15,85 poin (+0,37%) ke 4.304,55 dan Nasdaq turun 29,02 poin (-0,22%) ke 13.444,56.
Awalnya, pasar cemas akan invasi Moskow terhadap negara tetangganya Ukraina kemarin pagi waktu setempat, yang menggunakan jalur darat, udara, dan laut. Saat ini pasukan Rusia kian mendekati Kiev, Ibu Kota Ukraina.
Sentimen pasar sedikit membaik setelah munculnya beberapa laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengirim delegasi ke Ibu Kota Belarusia, Minsk untuk bernegosiasi dengan Ukraina.
Pemimpin Uni Erope menyiapkan sanksi tambahan atas aset milik Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Eropa, demikian diberitakan oleh CNBC International. Namun demikian, tidak jelas apakah Putin dan Lavrov memang memiliki aset di kawasan tersebut.
Presiden AS Joe Biden menjatuhkan beberapa sanksi terhadap Rusia setelah Putin membombardir beberapa posisi militer Ukraina."Ada kekacauan di lapangan, tapi muncul kejelasan mengenai sanksi dan saya pikir itulah yang membuat pasar merasa nyaman," tutur Jeff Kleintop, Kepala Perencana Investasi Global Charles Schwab, dikutip CNBC International.
Dari sisi data ekonomi, AS merilis indeks harga belanja konsumsi personal inti (personal consumption expenditures/PCE) , yang naik 5,2% secara tahunan atau lebih tinggi dari ekspektasi ekonom dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 5,1%. Indeks PCE menjadi acuan utama bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed dalam mengukur inflasi.
Adapun imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS sedikit menguat di mana obligasi tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-naik ke atas 2%, sebelum kemudian menurun menjadi 1,97%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir