Gelombang Mogok dari Pedagang Tempe Sampai Sapi, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kini, giliran pedagang daging sapi di dalam negeri yang berencana mogok karena harga terus naik. Akibatnya, pembeli berkurang dan menekan omzet.
Sebelumnya, perajin tahu - tempe juga melakukan aksi mogok dan meminta pemerintah menjamin agar bisa menaikkan harga tanpa memicu protes. Pasalnya, harga kedelai impor tak kunjung turun sejak tahun 2021. Efeknya, puluhan ribu perajin skala 20 kg per hari harus tutup usaha dan beralih jadi buruh.
Saat harga kedelai dan sejumlah hasil pertanian lainnya ogah turun, harga daging sapi pun menyusul.
Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat harga daging sapi bervariasi tergantung kualitas, Rp120 - 129 ribu per kg.
Sementara pantauan infopangan.jakarta.go.id mencatat harga daging sapi di rentang Rp132 - 137 ribu per kg, tergantung jenis potongan.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan Juan Permata Adoe mengatakan, lonjakan harga daging sapi dipicu gangguan rantai pasok. Sementara, Indonesia masih bergantung pada pasokan sapi potong dari Australia.
"Harganya tinggi dan volume ekspor Australia untuk sapi potong menurun karena populasinya juga turun. Total tahunan ekspor Australia ke Indonesia selama tahun 2021 adalah 409.040 ekor, yakni 406.781 ekor sapi bakalan dan 2.259 ekor indukan. Jumlah ini menunjukkan penurunan 13% dari 12 bulan sebelumnya," kata Juan kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/2/2022).
Sementara itu, dia menambahkan, sapi bakalan Steers Darwin dipasarkan dengan harga AUD4,7 per kg bobot hidup.Menurut Juan, harga sapi potong di akhir Januari 2022 sudah melonjak jadi Rp52.000 per kg, dibandingkan Desember 2021 yang masih di Rp49.000 per kg bobot hidup. Harga di bulan Januari 2022 berkisar Rp48.500 di Lampung hingga Rp54.000 di Jawa Barat.
"Akhir bulan Januari, sapi bakalan Darwin dijual dengan harga AUD5,35 per kg bobot hidup. Dengan perhitungan AUD1 per kg untuk semua biaya proses ekspor, sapi bakalan ini masuk di dermaga Indonesia dengan harga sekitar AUD6,35 atau US$4,57 dengan kurs US$1 itu AUD72 sen," jelasnya.
Pada saat bersamaan, lanjut dia, saat ini harga sumber pakan lokal tradisional seperti limbah tapioka, bungkil kopra, dan PKC meningkat. Dipicu perkembangan teknologi ekstraksi serta naiknya permintaan dan harga ekspor.
"Sementara, permintaan domestik berkurang akibat pandemi. Importir dihantam dari segala arah," ujarnya.
Meski demikian, kata Juan, pada Desember 2022 sebanyak 41.000 ekor sapi bakalan masuk dari Australia. Lalu, ada 9.424 ekor selama Januari 2022.
"Tentu ada yang mendorong importir tetap berdagang meski terus merugi. Mungkin optimis harga sapi bakalan Australia akan turun secara tiba-tiba dan memungkinkan kembali untung sebelum kehabisan dana. Tapi, ini jadi taruhan terutama jika dolar Australia anjlok," kata Juan.
(dce/dce)