China Borong Gandum di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Ada Apa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
25 February 2022 13:40
Ilustrasi bendera China. AP/
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - China memilih keamanan pangan daripada ikut mengkritik aksi Rusia yang menyerang Ukraina. Di saat semua negara mengutuk dan mulai mengenakan sanksi ekonomi atas Rusia, China justru siap memborong gandum dari Rusia.

Pada 24 Februari 2022, otoritas bea cukai China mengizinkan gandum dari seluruh wilayah Rusia masuk, demikian world-grain mengutip Associated Press, Kamis (24/2/2022). Sikap China ini memberikan alternatif bagi Rusia saat Barat menutup pintunya karena sanksi atas tindakan Presiden Vladimir Putin.

China memang tengah melakukan aksi pembelian besar-besaran sejumlah hasil pertanian, di tengah ketatnya pasokan global dan efek domino krisis energi di negara itu. China pun mengimpor banyak serealia untuk menyokong industri pakan ternak. Di tengah program penataan kembali peternakan babi di negara tersebut. Bahkan, China memborong 100 jutaan ton kedelai di tahun 2021 untuk kebutuhan pakan dan biofuel.

Langkah China ini saat harga gandum melonjak ke level rekor 9 tahun. Merespons konflik Rusia-Ukraina, memicu kecemasan pasar atas potensi gangguan pasokan.

China juga telah mengimpor 28,35 juta ton jagung di tahun 2021. Melonjak 152% dari volume impor tahunan. Pada saat bersamaan, impor gandum China juga cetak rekor menjadi 9,77 juta ton atau naik 16,6% dari tahun 2020.

Mengutip world-grain.com, impor gandum China diprediksi mencapai 10,5 juta ton. Sementara impor serealia (tidak termasuk beras) oleh China diprediksi mencapai 49,8 juta ton pada periode marketing tahun 2021/2022.

Disebutkan, hubungan China - Rusia menguat di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, yang baru saja bertemu Putin di Beijing. Diikuti pembelian miliaran dolar gas Rusia oleh China yang alami krisis energi.

Mengutip APNews, Kamis (24/2/2022) pascaserangan Rusia ke Ukraina, China menolak berkomentar apalagi mengkritik Rusia.

"Kami masih berharap pihak-pihak terkait tidak menutup pintu perdamaian dan malah terlibat dalam dialog dan konsultasi serta mencegah situasi semakin meningkat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying seperti dilansir APNews, Kamis (24/2/2022).

Sebelumnya, China juga memborong 100 jutaan ton kedelai di tahun 2021 untuk kebutuhan pakan dan biofuel. Hingga mendongkrak lonjakan harga kedelai dunia. Dan berdampak ke industri tahu dan tempe di Indonesia.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping & Putin Bakal Bicara "4 Mata", Bersatu Serang AS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular