AS: Rusia Akan Menggulingkan Pemerintah Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menyebut Rusia akan mencoba menggulingkan pemerintahan Ukraina. Komentar ini muncul dalam wawancara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan televisi AS, sebagaimana dikutip CNN International.
"Anda tidak perlu intelijen untuk memberi tahu bahwa itulah yang diinginkan Presiden (Rusia) Putin," katanya, Kamis (24/2/2022) malam waktu setempat.
"Dia telah menjelaskan bahwa dia ingin menyusun kembali Kekaisaran (Uni) Soviet."
Selain itu, kata Blinken, Putin juga membidik negara-negara tetangga yang pernah menjadi bagian dari blok Soviet. Blinken pun berjanji NATO akan menghalangi tujuan akhir Putin, mengingat beberapa negara kini anggota pakta pertahanan itu.
"Sekarang, ketika ancaman itu datang ke luar perbatasan Ukraina. Ada sesuatu yang sangat kuat yang menghadangnya. Merujuk pasal lima NATO, serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua," kata diplomat tinggi itu.
Sementara itu, beberapa negara yang tergabung dalam pakta pertahanan NATO mulai menyuarakan manuver terkait serangan Rusia ke Ukraina. Hal ini untuk mencarikan formulasi yang tepat untuk menekan Moskow.
Polandia, Estonia, Latvia, dan Lituania mendesak diberlakukannya Pasal 4 NATO agar 30 anggota NATO melakukan tindakan kolektif. Pasal ini berbunyi "para pihak akan berkonsultasi bersama kapan pun, menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak terancam".
NATO sendiri sejauh ini memutuskan untuk tidak mengirimkan pasukannya ke Ukraina. Namun, bila nanti disepakati, akan ada langkah nyata yang dilakukan 30 negara anggota pakta pertahanan itu meski Ukraina bukan bagian dari NATO.
Dalam sejarah NATO, Pasal 4 telah digunakan sebanyak enam kali. Negara yang paling sering menggunakan pasal ini adalah Turki.
Ini terjadi saat negeri itu merasa terancam dengan perang di Irak tahun 2003, lalu pada Juni dan Oktober 2012 serta di 2020 terkait persoalan Suriah. Akibat permintaan ini, Ankara mendapatkan bantuan militer dari pakta itu.
Dalam pidatonya Jumat pagi waktu setempat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa "kelompok sabotase" Rusia telah memasuki ibu kota Kyiv. Ia mendesak warga kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam.
Ia juga menambahkan bahwa dia dan keluarganya tetap di Ukraina. Meskipun Rusia mengidentifikasi dia sebagai "target nomor satu".
"Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target No. 1, keluarga saya, sebagai target No. 2," katanya dikutip AFP dan CNN
"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara. Kami memiliki informasi bahwa kelompok sabotase musuh telah memasuki Kyiv."
(sef/sef)