Sri Mulyani Was-was, RI Bisa Kena 'Sikat' Perang Dunia 3?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati cukup mengkhawatirkan situasi perang antara Rusia dan Ukraina, sebab bisa memberikan dampak terhadap perekonomian tanah air.
"Risiko eskalasi geopolitik, masalah ketegangan militer di Ukraina dapat pengaruhi kondisi dunia," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Jumat (25/2/2022)
Kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina yang dikhawatirkan memicu perang dunia ketiga. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga minyak dunia dan komoditas.
"Dari sisi harga komidtas kenaikan harga masih terjadi. Batu bara naik, gas naik, minyak mentah. Ini 3 komoditas yang dipengaruhi geo politik," pungkasnya.
Harga minyak mentah mencapai level tertinggi sejak 2014 pada hari ini, Selasa (22/2). Lonjakan harga dipicu sentimen konflik Rusia dan Ukraina. Kenaikan ini menambah kekhawatiran pasokan yang mendorong harga mendekati US$100 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak US$ 3,38 atau naik sekitar 3,5%, menjadi diperdagangkan US$98,77 per barel, tertinggi sejak September 2014.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak US$4,40 atau 4,8%, menjadi US$95,47. Ini juga menjadi yang tertinggi sejak 7 tahun lalu.
Indonesia sebagai pengimpor minyak akan merasakan imbasnya. Khususnya pada kas negara, sebab sebagian Bahan Bakar Minyak (BBM) masih disubsidi. "Ini akan kita pantau terus menerus dan melihat dampaknya kepada kondisi keuangan negara," jelasnya.
Perdagangan dimungkinkan juga akan terpengaruh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia ke Rusia pada Januari 2022 yang sebesar US$ 176,5 juta. Adapun komoditas yang banyak diekspor RI ke Rusia pada Januari 2022 di antaranya lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai US$ 102,4 juta, karet dan barang dari karet dengan nilai US$ 11,1 juta.
Komoditas terbesar lainnya yang diekspor Indonesia ke Rusia yakni alas kaki dengan nilai US$ 7,8 juta, karet dan barang dari karet dengan nilai US$ 7,1 juta, dan barang lainnya dengan nilai US$ 47,9 juta.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke Ukraina pada Januari 2022 hanya terealisasi sebesar US$ 5,4 juta atau setara dengan Rp 76,7 miliar (kurs Rp 14.300/US$). Secara rinci, nilai ekspor RI ke Ukraina pada Januari 2022 turun 83,78% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Desember 2021 yang sebesar US$ 33,1 juta.
(mij/mij)