Dubes Ukraina untuk RI Buka-bukaan Soal Efek Serangan Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta buka suara mengenai serangan Rusia ke wilayahnya pada Kamis, (24/2/2022). Kedubes Ukraina mengeklaim situasi di negara itu sudah mulai dapat dikendalikan.
Dalam sebuah konferensi pers virtual, Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan, Rusia telah menyerang beberapa fasilitas militer, salah satunya yang berada di wilayah Boryspil dekat ibukota Kyiv serta di 19 tempat lainnya seperti Odessa dan Mariupol.
Untuk mempertahankan diri atas serangan ini, Angkatan Bersenjata Ukraina melakukan beberapa serangan balasan untuk memukul mundur pasukan dan juga peralatan tempur Rusia yang telah memasuki wilayahnya.
"Pasukan Rusia sudah mengalami kekalahan besar. Dalam operasi pertahanan itu 5 pesawat tempur dan dua helikopter Rusia telah ditembak jatuh, dua tank dihancurkan, dan beberapa truk milik militer Rusia musnah. Pasukan pertahanan Ukraina berusaha untuk terus menimbulkan kekalahan bagi pihak yang menyerang, katanya.
Selain itu, Hamianin menyebut saat ini tidak ada masyarakat Ukraina yang panik. Ia menyatakan pihaknya saat ini sedang meredakan ketegangan agar tidak terpancing untuk melakukan serangan balasan.
Sebab hal ini mampu memancing Rusia untuk menggambarkan Kyiv sebagai pihak yang bersalah dan tidak menginginkan perdamaian.
"Selama tiga puluh tahun terakhir Rusia terus meremehkan kedaulatan kami dan juga meremehkan kemampuan kami untuk memutuskan takdir dan masa depan kami. Setiap hari kami mendengarkan kebohongan dari mereka," tegasnya.
Ia pun mencontohkan klaim ini dengan bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin dan juga Dubes Rusia untuk RI, Lyudmila Vorobieva, menegaskan niatan Moskow yang tidak akan menyerang Ukraina.
"Kita ingat omongan mereka bahwa Rusia tidak akan pernah menyerang Ukraina. Dan saatnya kita bandingkan kata-kata tersebut dengan fakta di lapangan," pungkasnya lagi.
Lebih lanjut, Dubes Hamianin juga berharap Indonesia mau untuk bersuara terkait isu ini. Ia menganggap bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan setiap hal yang diucapkan oleh Indonesia mustahil untuk diacuhkan oleh negara lain.
"Kami berharap Indonesia mau bersuara lantang dan percaya diri terkait isu ini. Suara Indonesia pasti akan didengarkan oleh semua pihak, termasuk diktator dari Kremlin," tuturnya dengan mengganti panggilan Putin.
(tps/tps)