Hong Kong Alami Gelombang 5 Covid-19, RI Harus Lakukan Ini

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Kamis, 24/02/2022 13:50 WIB
Foto: Antrean warga untuk malakukan tes Covid massal ditengah lonjakan kasus Covid-19 di Hong Kong. (REUTERS/LAM YIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hong Kong melaporkan gelombang baru penyebaran virus Covid-19. Tak cuma gelombang satu atau dua, melainkan gelombang lima. Meski situasi pandemi di Indonesia telah jauh membaik, ini yang harus dipelajari dari kasus Hong Kong.

Pemerintah Hong Kong sebelumnya mempertimbangkan akan melonggarkan aturan pembatasan sosial jika 90% penduduknya telah mendapatkan vaksin. Namun kini, otoritas setempat melaporkan varian Omicron kian merajalela dan menyebar dengan cepat.

Kasus baru harian di wilayah administratif tersebut tercatat melonjak 60 kali lipat sejak awal Februari. Padahal di akhir Januari, rerata harian kasus konfirmasi Covid-19 hanya di kisaran 100/hari.


Pada Rabu kemarin, angka kasus harian telah melesat dan menyentuh rekor tertinggi baru sebanyak 8.674 kasus. Angka kasus harian yang terkumpul sepanjang gelombang kelima saat ini sudah melampaui gabungan kasus tahun 2020 dan 2021.

Hanya saja, pemerintah Hong Kong menyatakan bahwa lonjakan kasus tersebut tidak memicu krisis kesehatan, sehingga tidak akan ada pemberlakuan pembatasan sosial (lockdown) dalam waktu dekat.

Kepala Otoritas Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan pihaknya masih akan menjalankan strategi "nol dinamis" sampai dengan nanti vaksinasi mencapai 90% dari penduduknya. Strategi ini menyasar angka infeksi nol persen.

Namun, tantangan vaksinasi di Hong Kong tidaklah mudah, karena pemerintah setempat tak ingin terkesan otoriter dengan mewajibkan vaksinasi bagi mereka yang hendak mengakses ruang publik. Akibatnya, Hong Kong menjadi kawasan dengan tingkat vaksinasi terendah dibandingkan dengan negara sebanding (peer).

Sumber: CNBC

Tidak mau tertinggal lebih jauh dalam hal vaksinasi, pemerintah Hong Kong memberlakukan syarat vaksin (vaccine pass) sebelum masuk ke ruang-ruang publik. Aturan tersebut mulai diberlakukan hari ini, 24 Februari.

Guna menghindari risiko lebih besar, Hong Kong menyatakan diri tertutup dari penerbangan yang berasal dari sembilan negara, di antaranya Amerika Serikat (AS), Inggris, India, dan Australia.

RI Terkendali, kecuali di Provinsi Ini

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Rabu (23/2/2022), kasus baru harian secara nasional cenderung melambat yakni menjadi 54.979 kasus, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan sepekan sebelumnya yang mencapai 55.378 kasus.

Namun, positivity rate (rasio tingkat kasus positif) dalam 7 hari terakhir (22-28 Februari) tercatat masih tinggi yakni di angka 18,2%, melampaui angka 7 hari sebelumnya (15-21 Februari) yang sebesar 17,7%, dan 7 hari sebelum itu (8-14 Februari) yang di angka 6,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa rasio kasus positif terhadap jumlah pengetesan justru meningkat jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Jika mengasumsikan pengetesan dilakukan dengan skala lebih besar dalam 7 hari terakhir, maka ada peluang angka positifnya naik jauh lebih tinggi.

Saat ini, di Indonesia ada enam provinsi yang menjadi perhatian Kemenkes karena menunjukkan tren kenaikan dan bahkan sudah melebihi puncak gelombang kedua, ketika varian Delta menyerang pertengahan tahun lalu.

Keenam provinsi tersebut adalah Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur. Provinsi ini diharapkan bisa mengikuti empat provinsi yang berpeluang membaik dengan tren perlandaian kasus yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat.

Di sisi lain, kabar bagus datang dari enam provinsi lain yang menunjukkan penurunan kasus yakni DKI Jakarta, Banten, Bali, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kasus DKI Jakarta mencapai 7.454 dalam 7 hari terakhir, lebih rendah dari 7 hari sebelumnya sebesar 8.792.

Untuk mencegah tambahan provinsi yang mencetak rekor baru kasus Covid-19, pemerintah perlu belajar dari Hong Kong yang melonggarkan kegiatan masyarakat di berbagai penjuru negeri, dengan membuka ruang publik sebanyak-banyaknya tetapi dengan syarat mutlak: vaksinasi.

Harapannya, vaksinasi tinggi (terutama untuk penduduk usia lanjut) akan menurunkan tingkat keparahan pandemi dan memicu kekebalan kelompok (herd immunity) terhadap varian terbaru Covid-19 tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenkes: Digitalisasi Bikin Layanan Kesehatan Lebih Hemat 20%