Internasional

3 Tahun Pandemi Corona, Tidak Ada Kasus Covid-19 di Korut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 24/02/2022 08:55 WIB
Foto: via REUTERS/KCNA

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 kini berumur tiga tahun. Ratusan negara dan wilayah di dunia tercatat sudah terinfeksi penyakit dari virus SARS-CoV-2 tersebut.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masih ada negara dan wilayah melaporkan nol kasus Covid-19. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa kasus bisa saja tidak terdeteksi.


Korea Utara (Korut) mengklaim tak ada kasus Covid-19. Meski berbatasan dengan China dan Korea Selatan (Korsel), negeri Kim Jong Un ini masih melaporkan nol kasus Covid-19.

Menurut data Worldometers per Kamis (24/2/2022), Korsel kini tercatat memiliki total 2.329.182 kasus infeksi, bertambah 171.448 orang, dan total 7.607 kematian. Sementara China mencatat total 108.194 kasus infeksi, bertambah 205 orang, dan total 4.636 kematian sejauh ini.

Dengan adanya banyak kasus, sebenarnya Korut dianggap mustahil tidak memiliki kasus Covid-19 sama sekali. Korut mengklaim nol corona seiring penerapan aturan penguncian yang ketat, di mana aturan pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan masih berlaku hingga kini.

Dengan sikap tertutup, ahli menganggap "bom waktu" akan datang ke Korut. Justin Fendos, profesor di Universitas Dongseo di Korsel, menulis Korut terancam mengalami kerawanan pangan, menggambarkan risiko kelaparan bagi warga negaranya karena menutup ketat negaranya.

"Diperkirakan mempengaruhi 43% dari semua warga Korut pada tahun 2019. Angka pertengahan pandemi tidak tersedia tetapi perdagangan yang terhenti dan topan yang kuat pada tahun 2020 kemungkinan akan meningkatkan jumlah ini secara signifikan pada tahun 2021," tulisnya, dikutip dari The Diplomat.

Badan Intelijen Nasional Korsel sempat mengungkapkan bahwa Kim Jong Un telah mengeluarkan dekrit nasional bagi semua warga sipil untuk mengabdikan diri bertani dan mengamankan "setiap butir beras" di musim gugur.

"Selain tidak dapat mengimpor makanan, bahan bakar, pupuk, dan tekstil, tujuan utama lainnya yang sering diabaikan oleh pengamat asing adalah keinginan Pyongyang untuk memperoleh vaksin Covid-19," tulis Fendos.

Sejak awal 2021, Korut tercatat telah berulang kali melakukan kontak dengan COVAX dan entitas PBB lainnya yang bertanggung jawab atas distribusi vaksin internasional. Pada Maret 2021, PBB mengalokasikan 8,1 juta dosis untuk Korut, cukup untuk menginokulasi lebih dari 15% populasinya.

Namun pengiriman ini tidak pernah dilakukan karena adanya kekhawatiran terkait dengan penyimpanan, distribusi, dan ganti rugi hukum terhadap efek samping pasca-injeksi. Meski begitu, Korut mendapat mendorong tawaran kedua 3 juta dosis vaksin Sinovac dari China, tetapi ditolak Pyongyang karena alasan yang masih belum jelas.


(tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Korut Respons Serangan AS - Perbedaan Orang Kaya & Miskin