RI Pusing China Beli 100 Juta Ton Kedelai, Begini Kata Mendag

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 February 2022 10:05
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Pabrik Tahu kawasanPondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (5/8/2021).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Kedelai (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, masalah harga kedelai di dalam negeri sangat bergantung pada dunia internasional. Karenanya Indonesia sangat terkena imbas dengan langkah China yang memesan kedelai dunia sampai ratusan juta ton.

"China itu membeli 60% kacang kedelai dunia. China membeli lebih dari 100 juta ton hasil kedelai dunia untuk kebutuhan dalam negerinya. Jadi kalau (permintaan) China naik, harganya juga naik," kata Lutfi usai peresmian pasar rakyat di Purworejo, Jawa Tengah, dikutip Rabu (23/2/22).

Jumlah tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan pesanan kedelai dari Indonesia, yang hanya berkisar 2,5-3 juta ton. Meski hanya memesan sedikit, namun nyatanya harga yang dibayar importir Indonesia juga ikut terpengaruh.

"Masalah kedelai ini masalah internasional. Pada 2021, kita mengimpor 2,5 juta ton kedelai, sementara produksi dalam negeri tidak lebih dari 300 ribu ton. Jadi kita bergantung pada masalah internasional. Kejadian tingginya harga ini karena commodities super cycle, seperti urea naik tinggi," sebut Lutfi.

Saat ini harga kedelai dunia berada di harga US$15,86 per bushels (sekitar 27,21 kg). Harga tersebut memang sudah tinggi, namun masih lebih rendah dibanding Mei 2021 lalu dimana harga berada lebih dari US$16 per bushel.

Produsen tahu dan tempe tanah air bersiap ketar ketir menghadapi bahan baku kedelai yang melambung.Foto: CNBC Indonesia TV
Produsen tahu dan tempe tanah air bersiap ketar ketir menghadapi bahan baku kedelai yang melambung.

"Mei 2021 lebih tinggi lagi dan kita bisa mengatasinya. Saya menjembatani antara importir, perajin dan pedagang di pasar dan akan menetapkan harga wajar tahu dan tempa berapa. Kalau sampai harga kedelai naik ke US$18/bushels, kita akan mengeluarkan mekanisme-mekanisme yang tidak memberatkan masyarakat," ujar Lutfi.

Sementara itu Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat menyebut bahwa tingginya permintaan dari China demi memenuhi kebutuhan yang sebagian besar untuk kebutuhan pakan ternak babi.

Sementara itu negara penghasil kedelai seperti Amerika Serikat sempat mengalami gangguan produksi karena gangguan cuaca. Kini, harapan dari AS datang, namun itu tergantung pada produktivitas.

"Amerika Serikat baru memasuki masa tanam di bulan Mei nanti, kalau hasilnya bagus harapannya produksi akan bagus. Kalau terganggu, produksi akan berkurang," ujar Hidayat.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Skenario Darurat, Ada Apa dengan Stok Kedelai?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular