Internasional

Perang Bisa Meletus? AS-China Warning Warga di Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 February 2022 11:00
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Ukraina membuat sejumlah negara bergerak mengamankan misi diplomatik dan warganya. Hal ini setidaknya dilakukan Amerika Serikat (AS) dan China.

AS mengumumkan diplomatnya akan bermalam di Polandia. Alasan keamanan di tengah kemungkinan serangan militer Rusia ke Ukraina menjadi penyebab.

Sebelumnya, AS juga sudah menutup kedutaan di ibu kota Kyiv dan memindahkannya ke Lviv. Bukan hanya itu, warga AS juga diminta segera meninggalkan Ukraina.

"Situasi keamanan di Ukraina terus tidak dapat diprediksi di seluruh negeri dan mungkin memburuk dengan sedikit pemberitahuan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dikutip CNN International, Selasa (22/2/2022).

"Ada kemungkinan besar bahwa setiap operasi militer Rusia akan sangat membatasi perjalanan udara komersial. Pasukan Rusia terus bergerak lebih dekat ke perbatasan dalam apa yang tampak seperti rencana invasi kapan saja."

China juga merilis peringatan ke warga. Kedutaan me-warning warga dan pebisnis tidak berkunjung ke wilayah yang "tidak stabil" meski tak mengimbau pergi dari negara itu.

"Saat ini, situasi di timur Ukraina telah mengalami perubahan besar," tulis Kedubes China dalam situs resminya, dikutip dari Reuters.

"Kedutaan Besar China di Ukraina mengingatkan warga China dan pebisnis yang dibiayai China di Ukraina untuk memperhatikan pemberitahuan keamanan yang diberikan secara lokal dan tidak pergi ke area yang tidak stabil."

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut menandatangani sebuah dekrit, Senin (21/2/2022). Tak hanya mengakui dua wilayah yang hendak memisahkan diri dari Ukraina sebagai negara, ia juga memerintahkan angkatan bersenjata Rusia masuk ke wilayah-wilayah tersebut.

Putin akan mengirim pasukan dengan alasan "fungsi penjaga perdamaian". Kedua wilayah yang ia akui kemerdekannya berada di Ukraina Timur, yakni Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR), yang sudah sejak lama memang didukung Rusia.

Hal ini diketahui dari seorang pejabat senior AS atas informasi intelijen. Pasukan Rusia diyakini akan bergerak ke Donbas, salah satu wilayah konflik yang ingin memisahkan diri, paling lama Selasa ini.

Langkah Putin membuat Barat semakin khawatir ancaman serangan ke Ukraina, meski selalu dibantah Rusia. Sebelumnya, Badan Intelijen Luar Negeri Estonia, anggota NATO di Eropa Timur, menyebut Rusia kemungkinan akan melancarkan serangan militer terbatas, mengintensifkan pertempuran di wilayah yang hendak memisahkan diri dari Ukraina dan didukung Moskow.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Sri Mulyani Masih Anggap China Ancaman Ekonomi RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular