Ekonomi Dunia Bergerak Semakin Lambat

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Senin, 21/02/2022 19:42 WIB
Foto: Topik/ PDB thumbnail/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, perekonomian global pada tahun ini akan lebih lambat dari tahun lalu. Ini tentu akan menjadi risiko bagi perekonomian negara berkembang lainnya termasuk Indonesia.

Menurutnya, dari data IMF per Januari 2022, perekonomian global 2022 diperkirakan hanya bisa tumbuh 4,4% dan tahun 2023 lebih lambat lagi menjadi 3,8%. Sedangkan dari data World Bank ekonomi global 2022 sebesar 4,1% dan pada 2023 hanya 3,2%.


"Tantangan lainnya bagi pemulihan ekonomi Indonesia adalah ekonomi global yang diperkirakan akan lebih melambat pada tahun 2022-2023 dari pada 2021, sehingga ini memberikan resiko hard landing untuk negara berkembang," ujarnya dalam webinar BPS, Senin (21/2/2022).

Risiko lainnya ke perekonomian ini adalah isu perubahan kebijakan China yang ingin beralih ke energi baru terbarukan atau ramah lingkungan. Dimana, ini menimbulkan gejolak ke dalam pasar keuangan.

Dijelaskan, risiko keuangan ini karena akan banyak perusahaan padat karbon menghadapi profitabilitas yang lemah dan kerentanan likuiditas. Ditambah lagi ketidakpastian akan varian Covid-19 yang terus bermunculan menimbulkan gejolak.

Terakhir adalah munculnya varian Omicron pada tahun lalu di Inggris yang laju penularannya 500% lebih menular dibandingkan varian delta yang laju penularannya hanya 30%-100%. Sehingga ini masih menjadi tantangan yang perlu terus diwaspadai pemerintah.

"Apalagi adanya risiko varian baru Covid-19 dan potensi pandemi menjadi endemi," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB