
Seruan Luhut: Jangan Panik, Tak Ada yang Perlu Dikhawatirkan

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Penyebaran kasus Covid - 19 terus melonjak akibat varian Omicron. Bahkan kasus konfirmasi harian tanah air sempat melebihi angka saat puncak varian Delta pada Juli 2021 lalu.
Meski ada peningkatan level asesmen di beberapa daerah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik. Namun harus disiplin protokol kesehatan, menjaga pola hidup dan memastikan sudah tervaksin.
"Kesempatan pertama hari ini, Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan kasus omicron di Indonesia masih terkendali. Meskipun penambahan kasus sudah melebihi trend Delta, namun kondisi rawat inap dan kematian jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta beberapa waktu lalu," jelasnya saat membuka pernyataan evaluasi PPKM, Senin (21/2/2022).
Dia menjelaskan Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Bali sudah memasuki tren penurunan kasus konfirmasi harian. Selain itu, trend tingkat keterisian rumah sakit juga semakin menurun.
Koordinator PPKM Jawa Bali ini juga mengatakan, peningkatan jumlah kasus kebanyakan datang dari tenaga kesehatan, khususnya perawat, tenaga penunjang hingga manajemen rumah sakit. Sehingga dia meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan pengawasan.
"Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan hingga hari ini selain mulai terlihatnya peningkatan jumlah kasus datang dari Tenaga Kesehatan," jelasnya.
Eks Kepala Staf Kepresidenan tersebut juga membeberkan sudah ada kabupaten/kota yang masuk dalam keadaan level 4. Meski belum menyebut wilayah mana.
Sementara yang masuk dalam asesmen level 3 antara lain Solo Raya, Semarang Raya. Sedangkan wilayah Jabodetabek, Bali, DIY, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya saat ini juga masih berada pada level 3.
"Kenaikan asesmen level dimasing-masing daerah ini disebabkan oleh tingkat rawat inap rumah sakit yang meningkat. Terkait detail peraturan ini akan dituangkan dalam Inmendagri yang akan keluar sore ini," kata Luhut
Selain itu, ditegaskan Luhut, penyebab kematian varian omicron paling besar karena belum melakukan vaksinasi dosis lengkap, lansia, dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Dimana rata-rata pasien itu meninggal 5 hari sejak masuk ke rumah sakit.
"Saya tegaskan kembali berdasarkan data kami mereka yang terinfeksi varian ini dan memiliki gejala berat hingga meninggal teridentifikasi sebagai orang yang belum divaksin, sudah divaksin tapi belum lengkap, memiliki komorbid, dan lansia," jelasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Blak-blakan Dampak Omicron Lebih Kecil Dibanding Delta
