Jreng! Isu Perang Dunia Panas Lagi, Rusia Batal Tarik Pasukan
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang berakhir hari Minggu (20/2/2022). Hal ini diumumkan Kementerian Pertahanan Belarusia kemarin.
Pengumuman diutaraka Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin. "Fokus latihan adalah untuk memastikan tanggapan yang memadai dan mengurangi eskalasi persiapan militer para simpatisan di dekat perbatasan bersama," katanya dikutip Reuters, Senin (21/2/2022).
Langkah untuk memperpanjang latihan militer ini membuat ketegangan dengan Ukraina makin tinggi. Pasalnya pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku telah menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.
Belarusia tidak mengatakan berapa lama pasukan Rusia akan ditempatkan di negara yang dekat dengan Ukraina bagian utara itu. Namun diperkirakan NATO sebelumnya berjumlah 30.000.
NATO mengatakan Rusia dapat menggunakan pasukan di Belarus sebagai bagian dari kekuatan invasi untuk menyerang Ukraina. Moskow kembali menyangkal niat semacam itu.
Sementara itu, perusahaan citra satelit yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Maxar, melaporkan beberapa penempatan baru unit militer Rusia. Baik di hutan, pertanian, dan kawasan industri hanya sejauh 15 km (9 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.
"Sampai saat ini, sebagian besar pengerahan terlihat ditempatkan terutama di atau di dekat garnisun militer dan area pelatihan yang ada," kata perusahaan itu, dikutip laman yang sama.
Pengumuman perpanjangan latihan militer Belarusia dan Ukraina membuat Presiden AS Joe Biden membatalkan perjalanan ke Delaware dan tetap berada di Washington setelah pertemuan dua jam Dewan Keamanan Nasionalnya, Minggu. Biden juga disebut telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang penumpukan lagi pasukan Rusia.
Macron sendiri menjadi jembatan antara Barat dan Rusia. Ia dikabarkan telah berbicara dengan Putin soal perpanjangan latihan militer itu, sebagaimana dilaporkan AFP.
Baku Tembak Ukraina
Di sisi lain, situasi Ukraina terus memanas. Penembakan secara sporadis terjadi antara pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia di wilayah Ukraina Timur.
Baku tembak terjadi sejak Kamis dini hari pekan lalu. Hingga Minggu kejadian masih berlanjut. Ini membuat 50.000 orang diminta mengungsi ke Rusia. Mereka rata-rata warga yang tinggal di basis pemberontak.
Permasalahan Rusia dan Ukraina kompleks. Ini terkait pengaruh AS dan Uni Eropa yang meluas di Eropa Timur dan NATO.
Keinginan Ukraina menjadi anggota NATO ditentang keras Rusia. Moskow meminta pakta Barat menghentikan ekspansi di kawasan itu dan memintanya tak menerima Ukraina sebagai anggota.
Masalah Ukraina dan Rusia juga panas sejak Krimea dikuasi Kremlin di 2014. Belum lagi dukungan Rusia ke para milisi kontra pemerintah Ukraina.
(tfa)