Internasional

Biden Bilang Rusia Siap Menyerang, Putin Malah Pamer Rudal!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 February 2022 09:36
A satellite image shows an overview of helicopter deployments at Valuyki, Russia February 15, 2022. Picture taken February 15, 2022. Maxar Technologies/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT. DO NOT OBSCURE LOGO
Foto: via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis antara Rusia dan Ukraina, yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) makin memanas.

Pasukan nuklir strategis Rusia mengadakan latihan yang diawasi oleh Presiden Vladimir Putin pada Sabtu (19/2/2022). Melihat hal ini, AS menuduh pasukan Moskow yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina siap maju untuk menyerang.

Meski memerintahkan peningkatan militer sambil menuntut NATO mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi itu, Rusia mengatakan tidak akan menyerang negara tetangganya tersebut.

Presiden AS Joe Biden memprediksi bahwa Putin telah membuat keputusan untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Sementara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan latihan kekuatan nuklir Rusia memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

"Presiden Biden terus memantau situasi yang berkembang di Ukraina, dan terus diperbarui secara berkala tentang kejadian di lapangan oleh tim keamanan nasionalnya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters. "Mereka menegaskan kembali bahwa Rusia dapat melancarkan serangan terhadap Ukraina kapan saja."

Menlu G7 juga telah meminta Rusia memilih jalur diplomasi. "Sebagai langkah pertama, kami mengharapkan Rusia untuk menerapkan pengurangan kegiatan militernya yang diumumkan di sepanjang perbatasan Ukraina. Kami tidak melihat bukti pengurangan ini," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia juga melakukan percakapan telepon "mendesak" dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan membahas kemungkinan cara de-eskalasi segera dan penyelesaian politik-diplomatik. Macron akan berbicara dengan Putin pada Minggu.

Dalam latihan militer sebelumnya, Rusia berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik dan jelajah di laut selama latihan kekuatan nuklir. Putin mengamati latihan di layar dengan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko dari "pusat situasi".

Latihan nuklir itu mengikuti manuver angkatan bersenjata Rusia dalam empat bulan terakhir yang mencakup penambahan pasukan, yang diperkirakan oleh Barat berjumlah 150.000 atau lebih, di utara, timur dan selatan Ukraina.

Helikopter baru dan pengerahan tank, pengangkut personel lapis baja dan peralatan pendukung kelompok tempur telah dipindahkan ke lokasi di Rusia dekat perbatasan, menurut Maxar Technologies yang berbasis di AS, yang melacak perkembangan dengan citra satelit.

Analis yang berbasis di Moskow mengatakan latihan pada Sabtu bertujuan mengirim pesan kepada Barat untuk menanggapi tuntutan Rusia dengan serius.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia - Ukraina Siap Perang, Harga Minyak Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular