
Ini Tantangan Infrastruktur dan Agenda Ekonomi Hijau RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi menyerang berbagai sektor, termasuk infrastruktur. Begitu juga aliran dana investasi masuk juga terhambat.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pandemi membuat situasi makin rumit dan mengganggu penyelesaian target proyek infrastruktur pada 2050 mendatang.
"Pandemi juga menggangu aliran investasi ke pengembangan proyek infrastruktur. Memaksa ruang fiskal untuk fokus penyelesaian pandemi," kata Fabrio dalam webinar virtual G20, Jumat (18/2/2022).
Di sisi lain investasi dari swasta dalam proyek infrastruktur juga terhambat, terlihat dari adanya pembatalan-pembatalan investasi.
Meski dalam kondisi pandemi, pemerintah akan terus mendorong investasi, untuk menjamin pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Terlebih dengan adanya agenda ekonomi hijau dan pengurangan emisi karbon.
"Diestimasi butuh US$6,3 triliun investasi infrastruktur setiap tahun untuk mencapai 2030 development goals dan butuh US$6,9 triliun untuk menjangkau Paris Agreement target," jelasnya.
Menurut Febrio, infrastruktur berkelanjutan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Namun ada beberapa hal yang menjadi tantangan, dari pemulihan pandemi Covid-19 dan mencapai global climate development target.
"Sehingga dari koordinasi G20 ini akan memberikan sinyal kepada investor dan meningkatkan kepercayaan swasta ke depan," jelasnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Gencar Bangun Infrastruktur Hijau, Seberapa Penting Sih?