
Ekspor Tambang Anjlok Nyaris 43%, Gara-gara Batu Bara?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor pertambangan Indonesia anjlok pada Januari 2022 dibandingkan bulan sebelumnya. Penyebabnya adalah penurunan ekspor batu bara dan lignit.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor komoditas pertambangan pada Januari 2022 bernilai US$ 2,17 miliar. Ambles 42,88% dibandingkan Desember 2021 meski masih tumbuh 3,87% dibandingkan Januari 2021.
![]() |
"Ekspor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan tertinggi sebesar 42,88%. Ini dikarenakan penurunan komoditas batu bara yang turun 61,14%. Kemudian untuk komoditas lignit cukup besar yakni 69,28%," ungkap Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Sepanjang bulan lalu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan larangan ekspor batu bara selama sebulan. Di tengah jalan, pemerintah memang membuka 'keran' ekspor bagi perusahaan yang sudah mematuhi kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Namun tetap saja ekspor batu bara Indonesia turun lumayan drastis.
Mengutip catatan Refinitiv, ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari 2022 adalah 1,19 juta ton. Ini menjadi yang terendah sejak Agustus tahun lalu.
Padahal batu bara adalah salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia. Selama 2021, nilai ekspor bahan bakar mineral (yang didominasi batu bara) mencapai US$ 32,84 miliar, meroket 90,3% dibandingkan 2020. Nilai ekspor US$ 32,84 miliar itu menyumbang 14,98% dari total ekspor non-migas.
"Larangan ekspor batu bara menciptakan ketidakcocokan (missmatch) pasokan dan permintaan valas," tulis Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahan Sekuritas, dalam risetnya.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ganjar Sebut Jika Batu Bara Disetop Agak Mengerikan!