
Inflasi Gede-gedean Amerika Mulai Terasa di RI, Ini Buktinya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan inflasi Amerika Serikat (AS) menjadi persoalan hampir seluruh negara di dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengungkapkan kekhawatirannya, hal tersebut bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia.
"Inflasi di AS 7% tertinggi dalam 40 tahun," ungkap Sri Mulyani dalam Webinar BRI Microfinance Outlook 2022 yang bertajuk "Boosting Economic Growth Through Ultra Micro Empowerment" pekan lalu.
Lonjakan inflasi terjadi karena pemulihan ekonomi berjalan cepat pada negara tersebut selepas resesi karena pandemi covid-19. Apalagi AS menggelontorkan dana yang amat besar sebagai stimulus perekonomian.
Inflasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak Februari 1982, dan kembali menguatkan ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan menaikan suku bunga dengan agresif di tahun ini. Banyak pihak memprediksikan ada kenaikan 50 basis poin pada Maret nanti.
"Ini akan menimbulkan respons kenaikan suku bunga makanya tapering muncul yaitu likuiditas global akan diperketat, interest rate naik dan mulai terjadi di Maret. Orang tidak lagi berspekulasi kapan, tapi berapa tinggi kenaikan suku bunga," paparnya.
Sebagai negara adidaya, kebijakan AS akan mempengaruhi pasar keuangan global. Artinya hampir seluruh negara akan terkena imbasnya. Termasuk Indonesia. Aliran modal akan mengalir kembali ke AS dan menyebabkan pelemahan pada nilai tukar.
Apabila tidak diantisipasi dengan tepat, Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut bisa menahan laju pemulihan ekonomi yang kini tengah berjalan. "Ini tantangan baru pemulihan kita," pungkasnya.
Inflasi AS ternyata masih menyisakan persoalan, dengan angka 7,5% (tahunan) per Januari, yang merupakan angka tertinggi sejak 1982 dan bahkan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7,2%. Ketika inflasi meninggi, maka aset emas menjadi semakin bernilai sebagaimana fungsinya sebagai alat lindung nilai (hedging) melawan gerusan inflasi.
Harga emas di pasar utama nasional sepanjang pekan ini menguat Rp 18,000 per gram, sejalan dengan penguatan harga emas dunia yang mencapai US$ 18,9 per troy ons. Ada dua faktor pemicu di baliknya.
Harga jual logam mulia tersebut di situs PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Sabtu (15/1/2022) bertambah 1,28% atau sebesar Rp 12.000 menjadi Rp 953.000/gram dari perdagangan Jumat yang berada di level Rp 941.000/gram.
Namun secara mingguan, harga emas Antam per Sabtu terhitung menguat 1,93% karena pada Sabtu pekan lalu harga emas di gerai BUMN logam tersebut berada di level Rp 935.000/gram. Pada Minggu hari ini, harga emas Antam tak mengalami perubahan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi AS Mengerikan, Pantas Sri Mulyani Jadi Ded-degan!