Membedah Proyek Adik Prabowo di Lahan Ibu Kota Baru

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 February 2022 06:45
IKN (Dok: PUPR)
Foto: IKN (Dok: PUPR)

3. Proyek Air Bersih

Proyek air bersih ini yang sempat disinggung oleh ekonom senior Faisal Basri yang disematkan kepada Hashim. Hashim mengakui, memang proyek air bersih ini kemungkinan juga akan dialirkan ke IKN Nusantara, namun hingga hari ini kontrak tersebut belum ditandatangani.

Nilai proyek air bersih yang dikembangkan lewat PT Arsari Tirta Pradana itu, kata Hashim nilainya mencapai hingga US$ 330 juta atau setara Rp 4,7 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Proyek pengembangan air bersih ini, kata Hashim telah dikembangkan sejak 2015-2016.

Sehingga dia menegaskan bahwa proyek air bersih di Kaltim ini sudah ada sebelum adanya rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo menetapkan Kaltim sebagai IKN baru.

Proyek air bersih itu, kata Hashim ia alirkan ke berbagai kota di Kaltim, seperti Balikpapan, Samarinda, Bangun, Tenggarong, Kabupaten Penajam Paser Utara, serta berbagai industri yang ada disekitarnya.

"Menurut studi yang dilakukan pada 2016-2017 dari perusahaan Belanda, untuk supply air ke Balikpapan dan industri di sekitarnya, itu (nilai investasinya) berkisar US$ 330 juta. Itu hanya Balikpapan dan industri sekitarnya," jelas Hashim.

Saat ini Hashim masih menunggu pembentukan Otorita IKN. Setelah dibentuknya Otorita IKN tersebut, kata Hashim, akan dibentuk sejumlah Badan Layanan Umum (BLU).

Nah, lewat BLU ini lah nanti yang akan bertanggung jawab untuk mengurusi operasional IKN, salah satunya aliran air bersih.

"Kami menunggu itu. Kami disuruh Pak Suharso (Menteri PPN/Kepala Bappenas) menunggu terbentuknya itu dulu," jelasnya.

Kendati demikian, saat ini belum ada satu pun kontrak yang ditandatangani antara PT Arsari Tirta Pradana dengan pemerintah terkait proyek air bersih di IKN.

"Saya pikir akan ada 4-6 kontrak yang ditandatangani. (Sekarang) belum ada karena masih menunggu undangan untuk mulai negosiasi dan belum diputuskan," ujarnya lagi.

4. Proyek Biofuel

Hashim menjelaskan, saat ini pihaknya tengah merencanakan proyek biofuel dengan perusahaan asal Amerika Serikat, LanzaTech. "Perusahaan LanzaTech, perusahan yang sangat terkenal, persetius, yang pemegang sahamnya adalah perusahaan-perusahaan raksasa."

Menurut Hashim, LanzaTech ditunjuk dirinya untuk menjadi provider teknologi. Di mana Hashim sebagai kliennya yang memberikan mandat kepada LanzaTech untuk merancang bahan biorefinery-nya.

Biorefinery merupakan bidang terbarukan mengubah bahan baku (misalnya tanaman, limbah kehutanan, dan proses- proses lain dengan-produk dan limbah) ke biomaterial yang berguna, biokimia dan bahan bakar bio dalam satu fasilitas terpadu.

"Nanti mereka akan saya berikan mandat untuk merancang Biorefinery-nya, dan biorefinery-nya saya sudah hitung, tergantung beberapa parameternya, bisa sampai US$ 200 juta hingga US$ 250 juta," jelas Hashim.

"Bahkan kalau kita perluas lagi, bisa sampai US$ 350 juta. Itu biorefinery terpisah dari air bersih. Tapi dua-duanya dimiliki perusahaan yang sama," jelas Hashim.

(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular