
RI Bisa Makin Cuan, Produksi Emas di 2022 Digenjot Naik 20%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan produksi emas pada 2022 ini mencapai 94,9 ton, naik 20% dibandingkan realisasi produksi pada 2021 yang tercatat sebesar 78,9 ton.
Hal tersebut berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip Jumat (11/02/2022).
"Rencana 2022, produksi emas 94,9 ton. Realisasi produksi emas pada 2021 sebesar 78,9 ton," sebut data Ditjen Minerba Kementerian ESDM tersebut.
Bila target ini tercapai, maka artinya produksi emas RI sejak 2020 terus mengalami kenaikan. Pada 2020, produksi emas tercatat mencapai 66,2 ton. Namun memang bila dibandingkan 2018, produksi emas saat ini masih lebih rendah. Pada 2018 produksi emas tercatat mencapai 135 ton, lalu turun menjadi 109 ton pada 2019.
Peningkatan produksi emas pada 2022 ini bisa dipicu salah satunya karena meningkatnya produksi emas dari PT Freeport Indonesia seiring dengan tambang bawah tanah Freeport yang diperkirakan bisa beroperasi penuh 100% sesuai kapasitas pada tahun ini.
PT Freeport Indonesia (PTFI) memperkirakan produksi emas akan mencapai 1,5 juta ons dan produksi tembaga mencapai 1,5 miliar pon pada 2022.
Ini berarti ada peningkatan sekitar 15% dari proyeksi produksi pada 2021 yang diperkirakan mencapai 1,3 juta ons emas dan hampir 1,3 miliar pon tembaga.
Hal tersebut sempat diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam program Mining Zone "Menggali Kontribusi Freeport untuk Papua dan Indonesia" CNBC Indonesia, Rabu (22/09/2021).
Tony menyebut, mulai 2022 hingga 2041 mendatang, tambang bawah tanah sudah beroperasi 100% sesuai kapasitas.
Adapun penurunan produksi pada beberapa tahun lalu karena tambang terbuka (open pit) Freeport semakin menurun hingga akhirnya ditutup pada akhir 2019, dan tambang bawah tanah belum beroperasi penuh 100% sesuai kapasitasnya.
Dia menjelaskan, ada dua metode penambangan yang dijalankan Freeport di tambang Grasberg, yakni pertambangan terbuka (open pit) dan juga tambang bawah tanah (underground). Saat ini dia sebut tambang terbuka sudah rampung penambangannya. Artinya, tidak ada aktivitas penambangan lagi dari tambang terbuka, sehingga produksi akan secara penuh dari tambang bawah tanah.
"Tambang bawah tanah ini sudah develop sejak tahun 2004. Dan mulai tahun 2015 ditambang dan kini sudah kira-kira 90% dari kapasitas normal dan tahun depan akan kapasitas penuh 100%," tuturnya pada September 2021 lalu.
Lonjakan produksi emas pada 2022 ini diperkirakan akan semakin menguntungkan Indonesia, terutama dengan perkiraan potensi harga emas yang juga semakin naik ke depannya.
Perlu diketahui, harga emas di pasar dunia (spot) pada Jumat pagi (11/02/2022) pukul 05:34 tercatat sebesar US$ 1.826,39 per troy ons, turun tipis 0,01% dari posisi sehari sebelumnya di mana kemarin, harga emas ditutup US$ 1.826,57 per troy ons.
Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan ruang kenakan harga emas masih terbuka. Dia menilai harga emas akan mencoba menembus titik resistance US$ 1.836 per troy ons. Setelah tertembus, harga bisa melanjutkan kenaikan menuju US$ 1.853,67 per troy ons.
"Harga emas sedang berada di gelombang C, gelombang ketiga setelah menyentuh titik terendah US$ 1.684,37 per troy ons pada 9 Agustus 2022. Gelombang ini bisa membawa harga emas hingga US$ 1.872 per troy ons," sebut Wang dalam risetnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fantastis! Harta Karun Berkilau RI Ini Terbesar ke-5 Dunia
