Sejarah Jet Tempur Rafale Sebelum Diborong oleh Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Republik Indonesia telah memesan 42 jet tempur Dassault Rafale buatan Dassault Aviation. Enam di antaranya sudah dipersiapkan oleh pihak Prancis untuk armada militer RI.
"Bidang alutsista merencanakan pembelian alutsista signifikan untuk multi role combat aircraft. Kita akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Mulai hari ini kontrak pertama untuk enam pesawat yang akan disusul dalam waktu dekat untuk 36 pesawat dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan," kata Prabowo Subianto Menteri Pertahanan RI.
Pesawat Rafale memiliki tiga versi. Pertama versi satu-tempat duduk Rafale C (seharga € 74 juta); kedua versi dua-tempat duduk Rafale B (€ 68,8 Juta) dan ketiga versi untuk di kapal induk AL yakni Rafale M (€ 79 Juta). Jet Rafale yang paling masuk akal dipesan Indonesia adalah Rafale B atau Rafale C. Rafale M sangat kecil kemungkinannya karena Indonesia tak memiliki kapal induk.
Sejak awal, seperti diberitakan Air Force Magazine edisi Desember 1986 menyebut Rafale B direncanakan menggantikan pesawat Mirage II Es dan Jaguar dalam jajaran Angkatan Udara Prancis. Libya, disebut Christopher M. Blanchard dalam Libya: Background and U. S. Relations (2010:23) pernah berencana membeli 14 pesawat Rafale dari Prancis.
Kala itu penguasa Libya masih Kolonel Muammar Khadafi. Pesawat ini akhirnya tak pernah memperkuat armada udara Libya. Apa yang terjadi adalah Rafale dipakai untuk menghantam militer pendukung Khadafi. Sebuah pesawat Rafale bahkan menembak jatuh pesawat Khadafi.
Rafale tidak benar-benar jenis pesawat terbaru dalam teknologi militer dunia. Rafale pertama kali mengudara pada 1986.
Setelah terbang perdana, Rafale berkali-kali mengalami pengujian. Dalam sebuah latihan perang pada 6 Desember 2007, sebuah Rafale dua kursi milik Angkatan Udara Prancis mengalami kecelakaan hingga pilotnya terbunuh.
Pada 24 September 2009, dua Rafale milik Angkatan Laut Prancis bertabrakan di kawasan udara Perpignan saat latihan di atas kapal induk Charles de Gaulle. Pada 28 November 2010, lagi-lagi sebuah Rafale yang terbang dari kapal induk Charles de Gaulle mengalami kecelakaan di Laut Arab, dalam sebuah operasi dukungan pada pendudukan Afganistan.
Pesawat ini tentu saja dipakai militer Prancis. Baik di Angkatan Udara maupun Angkatan Laut Prancis yang punya kapal induk. Setelah 2009, setidaknya 200 unit dipesan militer Prancis. Pengguna lainnya adalah Angkatan Udara Mesir sejak 2018 dan Yunani sejak 2020. Kini pada 2022 Indonesia bakal memakainya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Incaran Prabowo, Jet Tempur Rafale Laris Manis!