Duh! Dunia Bakal Dilanda Krisis Utang, Negara Mana Korbannya?

Redaksi, CNBC Indonesia
10 February 2022 09:20
KOMISI XI DPR RI RAPAT KERJA DENGAN MENTERI KEUANGAN RI, SRI MULYANI (Tangakapan Layar Youtube)
Foto: KOMISI XI DPR RI RAPAT KERJA DENGAN MENTERI KEUANGAN RI, SRI MULYANI (Tangakapan Layar Youtube)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui jika kenaikan utang terjadi di banyak negara selama pandemi Covid-19. Bahkan peningkatannya cukup signifikan melebih batas yang selama ini pernah terjadi.

Menurutnya, lonjakan utang selama pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga negara maju. Namun, dibandingkan negara-negara tersebut ia menyebutkan bahwa kondisi Indonesia masih lebih baik.

"Tetapi jika Anda membandingkan dengan banyak negara berkembang lainnya, yang mereka belum pulih ke tingkat PDB pra-pandemi, defisit fiskal mereka jauh, jauh lebih dalam daripada Indonesia," ujarnya dalam acara yang sama.

Pada tahun lalu, Indonesia bahkan berhasil memperkecil defisit dari yang diperkirakan sejak awal. Defisit terealisasi 4,65% jauh lebih kecil dibandingkan rencana awal sebesar 5,7% dalam APBN 2021. Meski belum bisa kembali ke masa sebelum pandemi namun lebih baik.

"Dengan defisit yang semakin meningkat, maka rasio utang terhadap PDB pemerintah tentu akan meningkat. Hal ini juga terjadi di banyak negara lain di dunia," jelasnya.

Ia menjelaskan, kenaikan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun lalu hanya sebesar 10,8% menjadi 41%. Lebih baik dari negara lain seperti Filipina yang kenaikannya hingga 22,1% menjadi 59,1% terhadap PDB.

Kemudian ada juga kenaikan rasio utang yang terjadi pada Thailand sebesar 17% menjadi 58%. Lalu ada India yang rasio utangnya naik 16,5% menjadi 90,6% serta Myanmar naik 13,6% menjadi 70,7% terhadap PDB nya.

Lanjutnya, kondisi Indonesia lebih baik karena kerbehasilan kebijakan yang dilakukan pemerintah serta koordinasi yang kuat dengan berbagai stakeholder. Dengan demikian maka konsolidasi fiskal bisa dilakukan sesuai dengan amant UU.

"Saya pikir kita dapat menilai bahwa Indonesia melakukannya dengan relatif baik, dalam menggunakan instrumen kami agar kami dapat mengurangi konsekuensi pandemi Kita sekarang menyaksikan proses pemulihan, yang sangat disambut baik," kata dia.

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular