
Bank Sentral Jepang Kritisi Kebijakan Covid China, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Jepang atau BoJ pada Rabu (9/2/2022) melontarkan kritikan mengenai kebijakan nol-Covid yang diterapkan China. BoJ menyebut langkah itu dapat mencederai pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam sebuah pidato, anggota dewan BoJ Toyoaki Nakamura menyebutkan bahwa ini disebabkan posisi China yang merupakan pusat manufaktur dunia. Ia menjelaskan bahwa kebijakan nol-Covid yang memungkinkan penguncian wilayah ketat akan membawa gangguan pasokan global.
"Ekonomi China adalah pasar dan pabrik dunia. Ada risiko kebijakan 'nol-Covid' di tengah meluasnya infeksi Omicron dapat membebani ekonomi global, serta memperpanjang gangguan rantai pasokan global dan tekanan inflasi," katanya sebagaimana dikutip CNBC International.
Tak hanya dari BoJ, kritik sebelumnya juga dialamatkan Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular AS Dr. Michael Osterholm. Ia mengatakan kebijakan ini tidak akan efektif, apalagi dalam menahan laju varian Omicron.
"Mencoba menghentikan Omicron seperti mencoba menghentikan angin," katanya kepada CNBC Squawk Box Asia.
Kebijakan nol-Covid sendiri merupakan kebijakan dimana otoritas dapat melakukan penguncian ketat terhadap wilayahnya meskipun baru ditemukan satu saja kasus infeksi Covid-19. Meski langkah ini dinilai benar-benar menghapus Covid, beberapa wilayah China hingga saat ini masih menemukan kasus corona.
Sementara itu, saat ini China juga menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Dalam mengekang laju infeksi, pemerintah lokal Beijing juga masih melakukan penguncian ala nol-Covid di zona-zona residensial yang terinfeksi virus.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai Warga Asing Tinggalkan Hong Kong, Ada Apa?
