Momentum Pemulihan, Bagaimana Prospek Investasi di RI?

Advertorial, CNBC Indonesia
Selasa, 08/02/2022 00:00 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia -Perekonomian Indonesia memasuki masa pemulihan, yang terlihat dari angka pertumbuhan positif di 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia sepanjang 2021, yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3,69%, sementara realisasi kuartal IV-2021 tercatat 5,02%.

Pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 terus diupayakan melalui berbagai strategi. Tren pemulihan ini diharapkan bisa berlanjut asalkan Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan, dan upaya vaksinasi tetap digencarkan.

Dalam rangka ikut serta dalam mendorong investasi di Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan mengadakan forum investasi, yaitu Mandiri Investment Forum (MIF) 2022. Acara ini merupakan kolaborasi antara Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, serta didukung oleh Kementerian Investasi.


Event MIF 2022 yang ke-11 ini ditujukan untuk memberi kesempatan kepada para investor untuk mendengarkan dan menyimak berbagai isu ekonomi dan investasi di Indonesia. Tahun ini, Mandiri mengangkat tema, "Recapturing the Growth Momentum".

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan MIF 2022 merupakan forum yang sangat strategis untuk memahami bagaimana kondisi ekonomi dan strategi bisnis ke depan di tengah siklus pemulihan ekonomi Indonesia.

"Forum ini akan memberikan berbagai penjelasan dan pemahaman mengenai potensi bisnis sejalan dengan perekonomian yang akan mengalami akselerasi dalam beberapa tahun ke depan, serta memberikan akses informasi kepada para peserta untuk mendengarkan secara langsung berbagai pandangan dan perspektif dari para pembicara terkemuka, yang meliputi sejumlah Menteri Kabinet RI, pimpinan-pimpinan perusahaan, dan para profesional di bidangnya masing-masing," kata Panji.

Berbagai topik strategis untuk menyambut pemulihan akan dibahas pada Mandiri Investment Forum 2022. Forum akbar ini juga akan menjadi sebuah sarana komunikasi antara para penentu kebijakan dengan para investor dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, untuk mengetahui strategi kebijakan ekonomi yang akan diterapkan demi menjaga momentum.

Strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi dari berbagai risiko dan ketidakpastian pun akan dipaparkan di forum ini. Panji juga mengharapkan forum ini bisa memberikan berbagai penjelasan dan pemahaman mengenai potensi bisnis yang sejalan dengan akselerasi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Bukan cuma itu, MIF 2022 juga diharapkan bisa memberikan akses informasi kepada para peserta untuk mendengarkan secara langsung berbagai pandangan dan perspektif dari para pembicara terkemuka.

Pembicara yang akan hadir pada acara ini meliputi Menteri Kabinet RI, pimpinan-pimpinan perusahaan, dan para profesional di bidangnya masing-masing. Acara puncak Macro Day, yang diadakan pada tanggal 9 Februari 2022 akan banyak membahas strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Pasalnya, dalam kondisi ini dibutuhkan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sekaligus mendorong percepatan pemulihan, di tengah tantangan normalisasi kebijakan yang dilakukan oleh banyak negara di dunia, terutama negara-negara maju.

Kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi antara lain dilakukan melalui kebijakan reformasi struktural, dan juga percepatan transformasi digital serta perekonomian berbasis ESG (environmental, social and governance) dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kita semua optimis bahwa kondisi di ekonomi pada tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Badan Pusat Statistik kemarin mempublikasikan data pertumbuhan ekonomi pada Q421, yang juga sekaligus data PDB sepanjang tahun 2021," ungkap Panji.

Optimisme pemulihan ekonomi juga hadir seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan belanja rumah tangga, serta tingkat keyakinan konsumen yang terus membaik.

Tim ekonomi Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 5,17%, lebih tinggi dibandingkan 2021. Meski demikian, masih ada beberapa tantangan yang harus diwaspadai dalam beberapa tahun mendatang.

Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah normalisasi kebijakan moneter, atau kenaikan suku bunga kebijakan yang dilakukan oleh negara maju, khususnya Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kenaikan inflasi secara signifikan karena dampak dari permasalahan rantai pasok, serta kenaikan harga-harga komoditas global.

Dinamika global tersebut dapat berdampak pada perekonomian Indonesia yang masih berada pada proses pemulihan. Di sisi lain, ruang fiskal untuk mempercepat pemulihan ekonomi juga semakin terbatas, dengan berjalannya proses konsolidasi menuju target defisit fiskal berada di bawah 3% terhadap PDB pada 2023.

Simak strategi kebijakan ekonomi yang akan diterapkan demi menjaga momentum pemulihan di Mandiri Investment Forum 2022.


(adv/adv)