Ekonomi Mulai 'Ngegas', Istana Malah Was-was! Ada Apa?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 February 2022 15:21
Antrian Truk di Terminal Bongkar Muat Tanjung Priok (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Antrian Truk di Terminal Bongkar Muat Tanjung Priok (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian nasional yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3,69% pada 2021, membaik ketimbang 2020 yakni -2,07%.

Perekonomian nasional pada akhir tahun lalu memang melesat hingga 5,02%. 'Ledakan' ekonomi tersebut tak lepas dari pengaruh harga komoditas dunia yang melonjak drastis.

Staf Khusus Presiden Arif Budimanta mengakui bahwa arah pemulihan ekonomi nasional semakin terlihat. Namun, bukan berarti pemulihan ekonomi tidak memiliki risiko terhadap struktur perekonomian.

"Pemulihan ekonomi dan juga meningkatnya harga komoditas di pasar internasional dapat mendorong inflasi nasional. Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan diantisipasi agar tidak terjadi gejolak harga khususnya harga bahan pokok di tengah masyarakat," kata Arif keterangan tertulis.

Pertumbuhan ekonomi tahun ini sejatinya telah ditopang oleh sektor industri pengolahan tumbuh 3,39%. Sepanjang tahun lalu, tingkat konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 2,02% year on year (yoy).

Sementara itu, capaian pemerintah tumbuh 4,17%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 3,80%, serta ekspor yang tumbuh cukup signifikan yakni 24,04%.

"Artinya jika ini terus dipertahankan akan membuat perekonomian nasional segera pulih kembali ke level normal dalam waktu dekat," jelasnya.

Arif mengakui capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu tidaklah mudah. Apalagi, sempat terjadi kenaikan kasus dan membuat pemerintah menerapkan PPKM darurat.

"Sehingga memberikan tekanan cukup besar bagi ekonomi kita," kata Arif.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Negara dengan Pertumbuhan Tercepat Dunia, Dulu Miskin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular