Pertumbuhan Ekonomi RI Nomor 2 di G20! Dari Bawah Tapinya...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 February 2022 14:21
Penjualan Pernak-pernik HUT Kemerdakaan RI (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penjualan Pernak-pernik HUT Kemerdakaan RI (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biasanya Indonesia berbangga dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara G20. Namun apakah ini masih berlaku untuk 2021?

Pada Senin (7/2/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3,69% pada 2021. Membaik ketimbang 2020 yang -2,07%.

Bagaimana angka pertumbuhan ekonomi 3,69% kalau dibandingkan negara-negara lain? Bagaimana jika dibandingkan negara-negara G20, di mana Indonesia memegang presidensi tahun ini?

Hingga saat ini belum banyak negara G20 yang sudah merilis angka pertumbuhan ekonomi 2021. Sejauh ini baru delapan negara yakni China, Prancis, Italia, Amerika Serikat (AS), Meksiko, Korea Selatan, Jerman, dan tentunya Indonesia.

Dari delapan negara itu, Indonesia menempati peringkat ketujuh alias kedua dari bawah. Indonesia hanya lebih baik dari Jerman.

"Kalau kita lihat indikator yang ada pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara G20, Indonesia masih di nomor tiga. Di bawah China dan India," kata Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian, dalam sebuah kesempatan pada 2019 lalu.

Ekonomi Indonesia pada 2021 bak penggalan lirik lagu A Shoulder to Cry On yang dibawakan Tommy Page. Lot of ups and downs...

Pada awal tahun, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat ekonomi masuk jurang resesi pada 2020 masih membayangi. Ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,71% pada kuartal II-2021.

Namun pada kuartal berikutnya, ekonomi Indonesia 'mengamuk'. Basis yang rendah, vaksinasi, dan pembukaan kembali 'keran' aktivitas masyarakat membuat PDB melesat 7,07%, tertinggi sepanjang era Reformasi.

Masuk kuartal III-2021, virus corona kembali menebar teror. Virus corona bermutasi menjadi varian delta, yang lebih mudah menular dari varian-varian sebelumnya.

Ini membuat kasus positif harian melonjak tajam. Puncaknya terjadi pada pertengahan Juli 2021, di mana kasus positif harian menembus di atas 50.000 orang dalam sehari.

Perkembangan ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpaksa mengambil langkah tegas. Kepala Negara mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) PPKM Darurat di wilayah Jawa-Bali, yang tidak lama kemudian disusul oleh daerah-daerah lainnya.

PPKM Darurat benar-benar tegas. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib 100% bekerja dari rumah, pelajar dan mahasiswa kembali belajar dari jauh, mal tidak boleh buka, restoran dan warung makan hanya melayani take-away dan delivery, hingga rumah ibadah tidak boleh dibuka untuk jamaah yang ingin berserah kepada Tuhan.

PPKM Darurat bertujuan mulia, menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari serangan virus corona. Namun tidak bisa dipungkiri, dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan luar biasa. Ekonomi kuartal III-2021 melambat signifikan menjadi kurang dari 4%.

Pada kuartal pamungkas 2021, PPKM sudah tidak lagi Darurat. Pekerja sudah bisa kembali berkarya di kantor, pelajar dan mahasiswa kembali ke kelas, pusat perbelanjaan beroperasi penuh, restoran dan warung makan boleh menerima pengunjung yang makan-minum di lokasi, moviegoers boleh kembali nonton di bioskop, dan sebagainya.

Pelonggaran PPKM membuat mobilitas masyarakat di luar rumah naik tajam. Sepanjang kuartal IV-2021, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi di Indonesia ada di 135,34 per hari. Jauh meningkat dibandingkan rerata kuartal sebelumnya yang sebesar 99,55 per hari. Nilai indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah di lebih tinggi ketimbang sebelum pandemi.

"Pada kuartal terakhir 2021, kasus positif Covid-19 turun drastis. Ini dibarengi dengan vaksinasi yang semakin masif. Aktivitas ekonomi Indonesia menuju normal. Ditambah dengan harga komoditas yang melesat dan mendoorng ekspor, hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat," sebut Radhika Rao, Ekonom DBS, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular