Asap Letusan 1.500 M, Harap Jauhi Gunung Anak Krakatau 2 Km

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Minggu, 06/02/2022 18:40 WIB
Foto: Gunung anak krakatau erupsi (Dok: pvmbg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi (BG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada masyarakat untuk menjauhi Gunung Anak Krakatau sejauh 2 kilometer (km).

PVMBG pada Minggu (6/2/2022) mencatat aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini masih dalam fase erupsi dan ketinggian asap dari letusan mencapai 600 - 1.500 meter.

Koordinator Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana PVMBG, Kristianto membenarkan, bahwa berdasarkan pemantauannya sampai pada, Minggu (6/2/2022) ini, aktivitas Gunung Anak Krakatau Ini masih dalam fase erupsi.


"Sehingga potensi erupsi masih ada. Untuk ketinggian kolom asap letusan masih berfluktuatif, hari ini antara 600 - 1500 meter diatas puncak," terang Kristianto kepada CNBC Indonesia, Minggu (6/2/2022).

Adapun ia menyebutkan bahwa tingkat aktivitas masih dalam waspada atau Level II. "Masyarakat masih diminta untuk menjauhi Gunung Anak Krakatau sejauh 2 kilometer," ungkap Kristianto.

Sebelumnya, pada Sabtu, dalam fase erupsi ini teramati transisi dari hembusan asap berwarna putih menjadi hembusan dan letusan abu berwarna kelabu hingga hitam pekat. Pemantauan visual mengindikasikan bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.

Secara visual, tinggi hembusan asap selama periode 16 Januari - 4 Februari 2022 dari arah Pos PGA Pasauran dan Kalianda serta dari CCTV umumnya tidak dapat teramati karena gunung umumnya tertutup kabut.

Saat cuaca cerah hembusan asap kawah selama periode evaluasi teramati berwarna putih tipis hingga tebal secara menerus dengan ketinggian 25 - 1000 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau, dominan condong tertiup angin ke arah utara, timurlaut, timur, dan selatan. Pada 3 Februari 2022, teramati peningkatan intensitas hembusan asap hingga abu dan pada malam hari teramati sinar api di atas kawah," ujar Eko.

Sementara itu, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 16 Januari - 4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya 9 kali gempa Letusan, 135 kali gempa Hembusan, 4 kali Tremor Harmonik, 499 kali gempa Low Frequency, 2 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 32 kali gempa Vulkanik dangkal, 4 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal, 8 kali gempa Tektonik Jauh dan 19 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-26 mm (dominan 5 mm).

Pada periode erupsi Februari 2022, peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan. Pada bulan Januari 2022 kegempaan vulkanik masih teramati cukup tinggi dan gempa-gempa dangkal semakin banyak terekam. Pada akhir Januari 2021, terindikasi magma sudah berada pada kedalaman sangat dangkal dan emisi abu mulai teramati sejak 3 Februari 2022 sekitar pukul 10.00 WIB. Pada 4 Februari 2022 terekam 9 kali gempa Letusan yaitu pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46 dan 17:07 WIB.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono bilang, energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari - Februari 2022. Peningkatan ini berasosiasi dengan peningkatan gempa-gempa Hembusan, Low Frekuensi, dan Tremor menerus yang relatif meningkat energinya baik dalam jumlah maupun besaran amplitudo gempanya yang disebabkan oleh pelepasan energi yang terjadi keluarnya fluida ke permukaan.

"Pemantauan deformasi tiltmeter mengindikasikan adanya pola ungkitan selama periode ini yang disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan. Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi," tambah Eko.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini