Penting! Isu Pendanaan Transisi Energi Akan di Bawa ke G20
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengungkapkan, Presidensi G20 Indonesia akan fokus terhadap tiga hal yakni global health, transformasi digital dan ekonomi, dan transisi energi.
Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda mengungkapkan, pada khusus energi menitikberatkan akses, teknologi, dan pendanaan transisi energi menjadi bahasan utama dalam Energy Transitions Working Group (ETWG).
"Tentunya yang akan kami tangani adalah terkait energi. Kami bawa semua diskusi G20 untuk mendorong energi transisi di negara masing-masing," jelas Yudo dalam siaran persnya, Jumat (4/2/2022).
Yudo menjelaskan bahwa tiga hal yang akan dibahas bersama-sama dengan negara anggota G20 adalah terkait akses energi, peningkatan teknologi bersih, dan pendanaan untuk transisi energi.
Pada bahasan akses energi bersih, akan difokuskan kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua atau leaving no one behind, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking.
Dari sisi teknologi, gagasan yang didorong yakni, bagaimana dunia bisa membangkitkan lebih banyak lagi energi dengan cara yang lebih efisien atau dengan cara baru.
"Salah satu yang kita angkat adalah energy storage, kemudian sistem energi rendah karbon, pembangunan industri bersih, kemudian integrasi energi terbarukan, dan efisiensi energi," ujarnya.
Dari sisi pendanaan, transisi energi tentu membutuhkan proyek-proyek baru, oleh karena itu dibutuhkan investasi yang baru. Sehingga pendanaan menjadi topik yang harus dibahas pada Presidensi G20 Indonesia.
Jadi tiga hal itu, yakni akses, teknologi, dan pendanaan. Ini menjadi harapan kami, ketiga isu tersebut dapat dibicarakan, sehingga kita mencapai global deal untuk mempercepat transisi energi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, peneliti ECADIN sekaligus Dosen Hubungan Internasional Universitas Pertamina Novita Putri Rudiany, menyampaikan bahwa pengupayaan akses energi dan pengembangan teknologi pada akhirnya akan membuka keran investasi dan sumber pendanaan yang melibatkan banyak aktor penting seperti filantropi dan bisnis multinasional.
Menurut Novina, setidaknya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam perkembangan diplomasi energi Indonesia dalam Presidensi G20.
"Pertama, naiknya citra positif bangsa. Kedua, terbukanya peluang investasi langsung di daerah potensial. Ketiga, semua pihak baik pemerintah maupun non-pemerintah dapat memainkan perannya untuk mendukung transisi energi global. Inilah mengapa G20 merupakan great leap untuk diplomasi energi Indonesia," jelas Novita.
(pgr/pgr)