CNBC Insight
AJB Bumiputera 1912 Lahir Dari Para Guru Pergerakan Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar buruk masih melanda PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Upaya penyehatan atas perusahaan asuransi ini sudah dilakukan, namun hasilnya jauh dari menggembirakan.
"Bumiputera sudah bermasalah sejak 1997. Jadi, sekarang sudah 25 tahun dan tak kunjung selesai," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, pekan lalu.
Apabila bila dirunut, sejarah perusahaan asuransi ini terkait dengan sejarah pendidikan dan pergerakan nasional Indonesia. Para pendirinya adalah guru yang juga anggota organisasi kebangsaan Boedi Oetomo.
Kisah PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dari kiriman surat penawaran Nederlandsch Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij van 1859 (NILLMij) ke rumah seorang guru bahasa Jawa di Kweekschool (Sekolah Guru) Yogyakarta.
Lalu timbul ketertarikan dari Mas Ngabehi Dwidjosewojo, sang guru itu. Ketertarikannya bukan cuma pada tawaran angka-angka menggiurkan dari perusahaan Belanda itu, melainkan berupa ide membuat perusahaan asuransi sendiri.
Mula-mula ide itu ditawarkannya ke Boedi Oetomo dalam sebuah rapat umum Boedi Oetomo di Yogyakarta. Edward S. Simanjuntak dalam Raksasa Bumiputera dari Tangan Guru" (Prisma No.2 Tahun XVIII, 1989) menyebut setelah Boedi Oetomo tak memberi tanggapan pada 1911, ide itu ditawarkannya ke Perserikatan Goeroe Hindia Belanda (PGHB).
PGHB menyambut ide Dwidjosewojo itu. M.K.H. Soebroto dan M. Adimidjojo dari PGHB lalu membantunya. Berbulan-bulan mereka bekerja menyiapkan perusahaan dan pada 12 Februari 1912, Onderlinge Lavensverzakering Maatschappij Perserikatan Goeroe Hindia Belanda (OLMij PGHB) pun berdiri.
Dwidjosewojo menjadi presiden komisaris. M.K.H. Soebroto sebagai direkturnya dan M. Adimidjojo menjadi penningmeester (bendahara) perusahaan itu. Ketiganya, bersama dua mantri guru (R. Soepadmo dan M. Darmowidjojo) menjadi lima pemegang polis pertama.
Sejak awal para pemegang polis adalah pemilik perusahaan dan tidak ada pihak pihak di luar para anggota itu yang mengendalikan perusahaan. Besaran premi asuransi antara 0,75 gulden sampai 8,40 gulden. Lama kontrak 10, 15, 20, hingga 25 tahun. Jumlah uang tanggungan 250 gulden sampai 6.000 gulden. Selama satu setengah tahun, tiga pengurus bekerja sukarela.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda mendukung lewat subsidinya yang 300 gulden tiap bulan setelah 1 Oktober 1913, dengan catatan para anggota pemegang polisnya tak hanya para guru saja, tapi juga para pegawai negeri unsur lain. Sejak 1 Januari 1914, asuransi terbuka bagi semua pegawai negeri kolonial.
Sejak 1914, perusahaan itu ganti nama dari Onderlinge Lavensverzakering Maatschappij Perserikatan Goeroe Hindia Belanda (OLMij PGHB) menjadi Onderlinge Levensverzekering Boemipoetera (O.L. Mij Boemipoetera).
Nama O.L. Mij Boemipoetra, disebut dalam buku Sejarah dan perkembangan Bumiputera 1912, 1912-1982 (1982:350), dipakai sejak 17 Nopember 1914. Pemakaian nama itu diumumkan di majalah PGHB Dwidjo Oetomo, pada 25 Desember 1914.
Nama O.L. Mij Boemipoetra dipakai hingga tahun 1942 saja, karena Belanda kalah dan Jepang berkuasa. Nama yang dipakai di zaman Jepang adalah Perseroan Pertanggoengan Djiwa Boemipoetra.
Setelah Indonesia merdeka, kantor pusat yang semula di Magelang, kemudian dipindah ke Jakarta. Sejak 1966, nama perusahaan secara resmi diubah menjadi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Covid Mengamuk Lagi, Belanda Dalam Situasi Darurat
(pmt/pmt)