Internasional

Farmasi AS Ini Bakal Cuan Besar Gegara Obat Covid

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 03/02/2022 21:20 WIB
Foto: via REUTERS/MERCK & CO INC

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi multinasional asal Amerika Serikat, Merck & Co menargetkan penjualan pada tahun 2022 ini meningkat 18% menjadi US$ 56,1 miliar hingga US$ 57,6 miliar, dari US$ 48,7 miliar pada 2021. Sebagian besar target lonjakan pendapatan ini dipicu berkat penjualan pil Covid-19, molnupiravir.

Merck mengatakan, penjualan obat Covid-19 mencapai US$ 952 juta atau setara Rp 13,7 triliun (asumsi Rp 14.390/US$) pada kuartal keempat 2021. Mereka juga menargetkan penjualan obat ini naik menjadi US$ 5 hingga US$ 6 miliar sepanjang 2022.

Dalam sebuah wawancara, Chief Financial Officer (CFO) Merck Caroline Litchfield mengatakan, ada kemungkinan perusahaan dapat melampaui perkiraan penjualan untuk molnupiravir. Ini didasarkan pada perjanjian pasokan yang telah ditandatangani untuk sekitar 10 juta jenis obat. Merck masih mengharapkan untuk memproduksi 30 juta program pengobatan molnupiravir pada akhir tahun, katanya.


"Bergantung pada bagaimana pandemi berlangsung, mungkinkah ada sisi positif dari ini?" kata Litchfield, dikutip dari Reuters, Kamis (03/02/2022).

"Ya, kami mendapat pasokan untuk menyediakan lebih banyak produk ke pasar," imbuhnya.

CFO Litchfield mengatakan perusahaan berencana untuk menginvestasikan kembali sebagian besar uang tunai dari penjualan satu tahun molnupiravir kembali ke bisnisnya, serta untuk mendukung pengembangan bisnis.

"Tujuan kami adalah melakukan pengembangan bisnis yang berarti. Jika itu tidak terwujud, kami akan meningkatkan tingkat pembelian kembali saham yang akan kami lakukan," katanya.

Merck mengatakan pihaknya membukukan pendapatan kuartal keempat sebesar US$ 4,58 miliar, atau US$ 1,80 per saham. Naik dari tahun lalu US$ 2,49 miliar, atau 98 sen per saham. Analis rata-rata memperkirakan pendapatan US$ 1,53 per saham, menurut data Refinitiv IBES.

Merck mencatatkan penjualan sebesar US$ 13,52 miliar pada kuartal keempat 2021, naik dari US$ 10,95 miliar pada periode yang sama 2020, didorong oleh penjualan molnupiravir dan pertumbuhan dari obat kanker Keytruda dan vaksin human papillomavirus (HPV) Gardasil. Analis memperkirakan penjualan sekitar US$ 13,2 miliar pada kuartal tersebut.

Merck mengatakan mereka memperkirakan pendapatan 2022 berada di antara US$ 7,12 dan US$ 7,27 per saham, hanya sedikit dari perkiraan analis US$ 7,29 per saham. Perusahaan mengharapkan pendapatan 2022 melonjak menjadi antara US$ 56,1 miliar hingga US$ 57,6 miliar, naik dari US$ 48,7 miliar pada 2021.

Merck sendiri mengembangkan pil molnupiravir dan membagi keuntungan secara merata dengan mitra Ridgeback Biotherapeutics.

Antusiasme terhadap pil antivirus, yang pernah disebut-sebut sebagai potensi pengubah permainan untuk mengobati Covid-19, telah berkurang karena terbukti memiliki sekitar 30% kemanjuran dalam mengurangi rawat inap dalam uji klinisnya. Obat saingan yang dibuat oleh Pfizer Inc memiliki hasil yang jauh lebih baik dalam uji cobanya, tetapi pasokan pil itu dibatasi dalam waktu dekat.


(tfa/wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Pada Obat Impor Diprediksi Akan Naikkan Harga Obat di AS