
Proyek Raksasa Migas Kebanggaan Jokowi Mundur Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek-proyek raksasa minyak dan gas bumi (migas) RI yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digadang-gadang menjadi kebanggaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bakal mengalami kemunduran operasional atau on stream. Hal itu tercatat dalam data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Tugas Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Terdapat empat Proyek Strategis Nasional, diantaranya adalah Indonesia Deepwater Development (IDD), Jambaran Tiung Biru, Lapangan Gas Badi Blok Masela dan Tangguh Tran 3. Total investasi keempat proyek ini tercatat mencapai US$ 37,21 miliar.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengakui bahwa terdapat beberapa kendala yang membuat proyek migas yang masuk ke dalam proyek strategis nasional itu mengalami kemunduran.
Misalnya saja adalah proyek Jambaran Tiung Biru yang memiliki produksi gas mencapai 190 MMSCFD. Proyek ini ditargetkan on stream pada akhir tahun 2021, namun karena ada beberapa kendala proyek yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) ini baru bisa berjalan pada kuartal II-2022.
"Untuk proyek strategis nasional ini kami mohon maaf. Kondisi global membuat perubahan portofolio oil company dan membuat kondisinya belum menentu. On strem di akhir 2021 bergeser di Mei 2022," ungkap Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (2/2/2022).
Selain Jambaran Tiung Biru, proyek yang juga mengalami pergeseran operasional adalan proyek Liquifed Naturan Gas (LNG) Tangguh Train 3 yang dioperatori oleh British Petroleum (BP). "Tangguh Train 3 tadinya September 2021 dan tergeser di Desember 2022, karena pandemi mengganggu. Posisinya off shore sudah tidak kritis, malah kegiatan on shore yang masih terkendala," terang Dwi
Seperti yang diketahui, proyek LNG Tangguh Train 3 ini memiliki kapasitas produksi mencapai 700 mmscfd dan 3.999 BCPD dengan nilai investasi US$ 8,9 miliar.
Selanjutnya adalah proyek yang juga mengalami kendala adalah proyek laut dalam Indonesia Deepwater Development (IDD). Saat ini Proyek IDD yakni Gendalo dan Gehem direncanakan akan on stream pada kuartal VI tahun 2025. Proyek yang memiliki produksi mencapai 844 MMSCFD dan 27.000 BOPD ini memiliki nilai investasi mencapai US$ 6,98 miliar.
"Untuk proyek IDD ini update sekarang adalah operator Chevron Pacifik Indonesia masih sedang over mencari operator pengganti," terang Dwi. Seperti yang diketahui, Chevron memang berencana hengkang dari proyek IDD, dengan alasan proyek IDD tidak masuk ke dalam protfolio jangka panjang Chevron global.
Yang terakhir, adalah Proyek migas abadi Blok Masela. Proyek ini direncanakan bakal on stream pada kuartal 2 tahun 2027. Proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 19,8 miliar itu memang terus terkendala masalah. Yang terbaru, salah satu operatornya yakni Shell berencana akan hengkang dari Blok Masela ini.
Namun upaya hengkangnya Shell belum bisa dilaksanakan lantaran divestasi saham 35% atau saham yang akan dijual oleh Shell tak kunjung menemui pembeli. SKK Migas mencatat bahwa sulitnya Shell mendapatkan pembeli Blok Masela ini lantaran asetnya dianggap tidak kompetitif, karena adanya syarat green energy.
"Masela masih proses diskusi pengembangan lebih lanjut," ungkap Dwi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Proyek Gas Raksasa Kebanggaan Jokowi Akhirnya Jalan Juga