Percaya Tak Percaya, BSD Dulu Kebun Karet 'Jin Buang Anak'
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini orang mengenal Serpong sebagai kawasan elite yang terdapat sebuah kota mandiri bernama Bumi Serpong Damai (BSD). Di dalamnya tidak hanya terdapat perumahan yang nyaman, tapi juga pusat perbelanjaan dan fasilitas kesehatan hingga pendidikan yang paripurna.
Dahulu, Serpong adalah daerah yang sunyi. Seperti daerah lain, Serpong juga pernah punya riwayat sebagai daerah yang dulu sekali disebut orang sebagai tempat 'jin buang anak'.
Serpong setidaknya disebut dalam sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia. Buku Siliwangi dari Masa Ke Masa (1979:58) menyebut tentara Jepang pernah menjadikan perkebunan karet Lengkong, yang masuk dalam kecamatan Serpong, sebagai markas militernya. Serpong yang luasnya satu kecamatan, masih punya banyak lahan kosong ketika militer Jepang menjadikan sebagian tanahnya menjadi markas militer.
Serpong sebetulnya jadi bagian dari revolusi Indonesia. Pada 25 Januari 1946, di daerah itu terjadi pertempuran antara pejuang melawan tentara Jepang, yang menewaskan puluhan pejuang RI yang salah satunya Daan Mogot, yang belakangan menjadi salah satu nama jalan penting di sekitar perbatasan Tangerang-Jakarta..
Buku Sejarah Perjuangan Rakyat Jakarta, Tangerang dan Bekasi (1975:118) menyebut Perkebunan karet di Serpong juga pernah menjadi basis tentara Belanda di masa revolusi kemerdekaan. Selain itu, Serpong dahulunya dikenal sebagai kawasan perkebunan karet.
Sejarah Serpong berubah setelah 1980-an. Ini bermula dari ambisi Sinar Mas milik Eka Tjipta Wijadja yang ingin terjun bisnis real estate. Menantu Eka, Rudy Maeloa mendekati Ciputra kala itu sudah dianggap mampu menggarap kawasan perumahan baru.
Rudy dan Ciputra suatu hari mendatangi daerah Serpong. Di sana, Ciputra merasa daerah itu akan menjadi ramai. Tentu saja itu terkait dengan daerah DKI Jakarta yang berkembang tanpa kendali jumlah penduduknya.
"Kami tak membuang waktu untuk mematangkan proyek. Pada tanggal 16 Januari 1984, secara resmi kami mendirikan Bumi Serpong Damai. Saya ditunjuk sebagai komisaris sekaligus pelaksana proyek. Tidak ada pilihan lain. Sinar Mas dan Salim Group menyerahkan segala proses pada saya yang dianggap ahli di bidang ini," aku Ciputra seperti dicatat Albertine Endah dalam Ciputra The Entrepreneur: The Passion of My Life (2019:285-286).
Di bawah Ciputra, terdapat Budiarsa Sastrawinata yang rela keluar dari Jaya Group dan kemudian berfokus di BSD. Dalam pikiran Ciputra, BSD punya harapan yang berbeda dengan Bintaro. BSD diarahkan bukan lagi sebagai kota satelit yang bergantung pada kota induk, melainkan kota mandiri.
Proyek BSD melibatkan BNI dan BRI sebagai pengucur dana berjalannya proyek ini. Kawasan BSD akhirnya dibuka pada 1989. Kala itu Ciputra dkk sudah mengusai 2.000 hektare lahan.
Agar para calon penghuni tertarik dan penghuni yang ada betah, Ciputra dkk berjuang mengundang sekolah terkemuka untuk buka cabang di Serpong. Sebuah lapangan golf juga tak lupa dibangun. Satu persatu fasilitas lain lalu berdiri di BSD hingga kawasan ini termasuk kawasan yang diminati. BSD kini banyak terhubung dengan jaringan transportasi seperti KRL hingga jalan tol.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)