Sempat Ditutup, Hong Kong Izinkan Lagi Toko Hamster Dibuka
Jakarta, CNBC Indonesia - Toko hewan peliharaan di Hong Kong bisa kembali menjual hamster usai berbulan-bulan tidak diperbolehkan menjual hewan tersebut. Pekan lalu, pihak berwenang membuat marah pecinta hewan peliharaan dengan perintah untuk memusnahkan lebih dari 2.200 hamster setelah melacak wabah ke seorang pekerja di sebuah toko tempat 11 hamster dinyatakan positif.
Hamster impor dari Belanda ke wilayah Cina disebut-sebut sebagai sumbernya, hingga akhirnya semua impor hamster tetap dilarang.
Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi kota mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa mereka mengumpulkan 1.134 sampel dari hewan selain hamster termasuk kelinci dan chinchilla, yang semuanya negatif.
Lima toko, termasuk toko hewan peliharaan "Little Boss", yang memulai wabah, tetap tutup karena belum "lulus tes virus".
"Semua toko hewan peliharaan terkait lainnya di sisi lain telah didesinfeksi dan dibersihkan secara menyeluruh dan swab lingkungan yang dikumpulkan dari toko-toko ini semuanya telah lulus uji virus COVID-19," katanya.
Pemerintah mengatakan pada Jumat bahwa mereka akan memberikan kompensasi kepada toko hewan peliharaan yang memperdagangkan hamster, menawarkan pembayaran satu kali hingga HK$30.000 (US$3.850).
Orang-orang yang dalam beberapa minggu terakhir membeli hamster - hewan peliharaan apartemen yang populer di kota yang padat, diperintahkan untuk menyerahkan mereka untuk pengujian dan apa yang pemerintah gambarkan sebagai "pengiriman yang manusiawi".
Ribuan orang menawarkan untuk mengadopsi hamster yang tidak diinginkan di tengah protes publik terhadap pemerintah dan penasihat pandeminya, yang oleh pihak berwenang disebut tidak rasional. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, yang belum ditinjau kebenarannya, mengatakan para peneliti Hong Kong telah menemukan bukti bahwa hamster peliharaan dapat menyebarkan COVID-19 dan menghubungkan hewan itu dengan infeksi manusia di kota.
Namun, korban ekonomi dan psikologis dari pendekatan garis keras Hong Kong untuk mengekang virus meningkat dengan cepat, dengan langkah-langkah menjadi lebih kejam daripada yang pertama kali diberlakukan pada tahun 2020.
(mij/mij)