Ada Ancaman Perang Dunia 3, Sri Mulyani Makin Dag Dig Dug!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
27 January 2022 12:12
Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Raker dengan Komisi XI DPR RI (Tangkapan Layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Raker dengan Komisi XI DPR RI (Tangkapan Layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan perhatian khusus terhadap kondisi geopolitik yang memanas belakangan waktu, yaitu antara Rusia dan Ukraina. Dikhawatirkan memicu perang dunia 3 karena menyeret Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Waspada baru geopolitik, karena yang terjadi seperti Rusia dan Eropa dan NATO dan Amerika Serikat (AS) di Ukraina," ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022)

Persoalan Rusia dan Ukraina kompleks. Bukan hanya melibatkan klaim wilayah, dalam hal ini Krimea yang dicaplok Rusia tahun 2014, tapi juga hegemoni Rusia dan Barat.

Sejak revolusi terjadi di tahun yang sama, yang menyingkirkan pemimpim pro-Rusia di negara itu, Ukraina semakin dekat dengan Barat. Bahkan Ukraina berniat menjadi bagian NATO.

Rusia menentang ini terjadi. Dikhawatirkan akan ada pangkalan militer NATO di dekat Rusia.

Rusia sendiri diyakini sudah menempatkan 100.000 pasukan di dekat Ukraina. Rusia juga akan melakukan latihan militer dengan Belarusia, sekutunya, yang dianggap Barat banian dari rencana invasi.

Sementara itu AS dan NATO dikabarkan telah mengirimkan kapal perang ke Ukraina. Jet-jet tempur juga dilaporkan siap memperkuat NATO.

Mobilisasi alutsista baru-baru ini dilakukan Denmark, Spanyol dan Belanda. Bos NATO menyebut ini dilakukan guna melindungi anggota.

Ketegangan ini memicu ketidakstabilan di pasar global. Sementara indeks saham utama Rusia jatuh dan bank sentral menghentikan pembelian mata uang asing setelah Rubel merosot.

Bila kondisi ini tidak terkendali, maka bisa mempengaruhi harga komoditas, khususnya energi. Indonesia sebagai pengimpor bahan bakar minyak (BBM) akan terkena imbas cukup berat dari sisi APBN maupun inflasi.

"Itu pengaruhi dampak ke komoditas energi baik gas dan minyak," ujarnya.

Geopolitik lain yang menjadi perhatian adalah tensi tinggi antara China dan Amerika Serikat (AS). Baru saja pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengizinkan diplomatnya yang berada di China untuk meninggalkan negara itu.

"Jadi ini yang kita kelola di 2022," tegas Sri Mulyani.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LCS Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular