Kalau Lihat Fakta Ini, Sudah Lama Israel Bantu Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Republik Indonesia adalah negara yang ingin didekati Israel. Apalagi kalau bukan guna bergabung dengan "Kesepakatan Abraham".
Indonesia adalah negara Muslim yang sangat penting di dunia. Bagaimana tidak, dari 236,53 juta jiwa penduduk, 86,88% beragama Islam, terbesar di dunia.
"Jika Anda bertanya kepada saya negara penting apa yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya," kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, dikutip Reuters, Selasa (26/1/2022).
Selama ini Indonesia tak punya hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Memang, ini akibat mayoritas umat Islam Indonesia tak menginginkan hubungan itu, karena invasi Negeri Yahudi ke Palestina.
Namun hubungan tak resmi sudah pernah ada antara orang Israel dengan orang Indonesia. Apa saja?
Indonesia Pernah Beli Pesawat Tempur Bekas Israel
Hubungan ini setidaknya terjalin tahun 1979. Ketika itu Menteri Pertahanan dijabat Jenderal M Jusuf.
Kala itu TNI AU harus mengganti pesawat F-86 Sabre dan T-33 Thunderbird, yang sudah dianggap uzur. pesawat yang dianggap unggul adalah A-4 Skyhawk, buatan Douglas Aircraft Corporation dari Amerika Serikat (AS).
Pesawat itu bisa meluncurkan rudal anti-radiasi. Jet itu juga bisa mengisi bahan bakar saat mengudara.
"Wakil Presiden Walter Mondale menawarkan kepada Indonesia 16 Skyhawks pada bulan Mei 1978 dalam kunjungannya ke Jakarta," tulis Jim Winchester dalam Douglas A-4 Skyhawk: Attack and Close Support Fighter Bomber (2004:144).
Indonesia menanggapi tawaran itu. Winchester mencatat, pada November 1979, 14 A-4Es berkursi tunggal dan TA-4Hs berkursi dua pun dikirimkan. Tapi ternyata, itu berasal dari bekas pakai armada udara Israel.
Fakta Indonesia sulit berkawan dengan Israel, menbuat pembelian ini tak bisa dengan terang-terangan. Pesawat-pesawat ini dibeli ABRI melalui operasi intelijen.
Operasi bersandi Alpha itu tak hanya melakukan pembelian pesawat tapi juga mencakup pelatihan para pilotnya. Djoko Poerwoko dalam Menari di Angkasa (2007) mengaku terlibat dalam operasi itu.
"Kalau misi ini gagal, negara tidak akan pernah mengakui kewarganegaraan kalian," kata Asisten Intelijen Letnan Jenderal Benny Moerdani kepada mereka. Mereka semua mengira akan ke Amerika.
Bersama sembilan perwira penerbang lainnya, Poerwoko naik pesawat Garuda dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Singapura. Di Singapura, mereka ganti penerbangan ke Frankfurt, Jerman. Sampai Frankfurt, mereka naik pesawat lagi ke Tel Aviv.
Dari Tel Aviv mereka pergi ke pangkalan udara Eilat. Di sana mereka diajari menerbangkan Skyhawk. Setelah latihan empat bulan, pada hari kebangkitan nasional RI 20 Mei 1980, latihan mereka selesai dan tugas para perwira AU itu menerbangkannya ke Indonesia.
Ketika ditanya muasal pesawat itu, M Jusuf menjawab bahwa alat tempur itu pesawat bekas Israel yang dibeli Amerika. "Yang lalu dijual ke Indonesia," jawabnya.
Halaman 2>>>
