Internasional

Dunia Siaga Perang Dunia 3, Tokoh Agama Turun Tangan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 January 2022 14:05
A nun wearing gloves to prevent the spread of COVID-19 listens to Pope Francis in St. Peter's Square, at the Vatican, Sunday, May 31, 2020, Sunday, May 31, 2020. Pope Francis has cheerfully greeted people in St. Peter’s Square on Sunday, as he resumed his practice of speaking to the faithful there for the first time since lockdown began in Italy and at the Vatican in early March. Instead of the tens of thousands of people who might have turned out on a similarly brilliantly sunny day like this Sunday, in pre-pandemic times, perhaps a few hundred came to the square, standing well apart from others or in small family groups. (AP Photo/Alessandra Tarantino)
Foto: Iabsdah di Santo Petrus yang kembali di buka. AP/Alessandra Tarantino

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi militer yang terjadi antara Rusia dan NATO di Ukrania membuat sebagian pihak khawatir. Salah satunya adalah pemuka agama seperti pimpinan Umat Katolik dunia, Paus Fransiskus.

Dalam akun Twitternya, Paus meminta agar seluruh umat dunia berdoa demi perdamaian dan kemajuan bersama di wilayah itu. Apalagi sempat beredar kabar bahwa Moskow sudah bersiap untuk menyerbu wilayah Ukrania Timur.

"Hari ini, saya meminta Anda semua berdoa untuk perdamaian di Ukraina. Mari kita meminta Tuhan untuk memberikan negara itu tumbuh dalam semangat persaudaraan dan perpecahan akan terselesaikan," ucap Fransiskus dalam kicauannya di Twitter pada Rabu (26/1/2022).

"Semoga doa-doa kita semua yang didengar Tuhan hari ini mengetuk hati dan pikiran para pemimpin dunia."

Sementara itu, situasi di Ukraina masih belum menentu. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Kyiv, yang mendapatkan bekingan NATO, sepakat untuk "berdamai" dengan Rusia.

Keduanya sementara ini mematuhi poin gencatan senjata di Ukraina Timur atas inisiasi Jerman dan Prancis. Meski begitu, ancaman serangan Rusia ke depannya masih belum disinggung secara jelas.

Konflik yang terjadi di Ukraina Timur sendiri bermula pada saat kelompok pro separatis yang didukung Kremlin mengadakan serangan di wilayah Krimea dan Donbass. Ini untuk menjadikan wilayah itu milik Rusia.

Krimea sendiri telah berhasil dikuasai kelompok itu. Bahkan diklaim sebagai wilayah Rusia sejak 2014 lalu.

Hal ini sontak membuat Ukraina meradang dan meminta bantuan NATO. Beberapa negara NATO seperti AS, Inggris, dan Belanda pun turun tangan dengan mengirimkan armada tempur serta menjatuhkan rangkaian sanksi untuk Rusia.

Moskow diyakini intelijen Barat telah mengirimkan 100.000 pasukan ke perbatasan. Ketegangan ini pun memicu spekulasi tentang hadirnya Perang Dunia 3, sebagaimana dilontarkan seorang pejabat Ukraina, dikutip Sky News.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Paus Ingatkan Waktu Umat Manusia Hampir Habis Selamatkan Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular